Assalamu'alaikum Nabilarci!
Empat adik teteh yang sudah dua tahun lebih tidak berjumpa dan berbagi banyak hal. Ada peluk yang merindu untuk bersambut dan tak bisa tertunai dengan emotikon saja. Bagaimana Ramadannya? Semoga bertambah ruh dan semangat seiring usia dan tahun depan kita bisa menjalaninya bersama, ya?
Begini Na, karena kamu yang lebih dewasa dari krucils lainnya  pun lebih dekat denganku secara urutan kelahiran, akan kuceritakan saja padamu. Bahwa Ramadan itu serupa rantau. Keduanya memiliki kesamaan sebagai ajang menempa diri.
Rantau tak ubahnya hijrah sementara, di mana berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik. Dalam hal ini teteh sedang memperjuangkan ilmu. Ilmu yang terkadang tuna amal sebab belum mampu mengamalkannya.
Seperti, bakti kepada orang tua kita yang kesadaran lebihnya baru muncul sesaat setelah berjarak dengan mereka. Pun memposisikan sebagai kaka terbaik untuk kalian baru tercanang saat ini. Ah, izinkan teteh meminta maaf untuk itu meski belum nyaring jua takbir lebaran. Dan berharap padamu agar melakukan bakti itu.
Pun Ramadan sebagai ajang hijrah menjadi lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Pada Ramadan lah rahmat dan ampunan-Nya kian kentara. Janji Allah atas pengguguran dosa serta hadiah lailatul qadr sudah cukup menjadi trigger untuk melipatgandakan ibadah. Tertempalah diri kita di dalamnya.
Hai Bil! Atau yang lebih akrab dipanggil Non. Tahun ini hampir purna lagi kah sebulan berpuasa? Selamat ya. Di usia 9 tahun kekuatan untuk berpuasa penuh memang sudah ada, tapi teteh yakin motivasinya masih karena baju baru, bukan? Tak apa, nanti pun jika kamu sudah seusia teteh, lain lagi girang dan resahnya.
Tapi, semoga saja kamu akan merasakan perasaan itu lebih dini dari pada teteh. Bahwa, di dalam Ramadan ini ada 10 hari terakhir yang amat dirindukan oleh orang beriman. Hari di mana "lailah al qadr" dilahirkan untuk memberi kabar baik dengan keindahannya melebihi 1000 bulan. Cukup dengan mengganti fokus dari memikirkan baju baru dengan zikir kepada Allah, insyaAllah kamu akan lebih beruntung.
Halo jagoan cilik, Ar! Satu-satunya adik laki-laki teteh yang kelak akan menjaga kakak-adik serta keluarganya. Alhamdulillah puasanya hampir purna sebulan juga! Kabarnya aa sudah rutin ke masjid ya? Semoga istiqomah.
Setelah pulang nanti, akan teteh kisahkan secara bagaimana imam-imam  masjid di Kairo melantunkan ayat-ayat dengan merdu dan syahdu. Suara mereka menjadi wasilah para jamaah khusyuk dan larut dalam tarawih dengan bacaan 1 juz setiap malamnya. Semoga kamu bisa seperti itu kelak, menciptakan kekhusyukan yang sama di masjid kecil dekat rumah kita tercinta.
Yang paling akhir yang paling bontot. Ciciku! Kamu belum genap dua tahun saat teteh pergi merantau 4 tahun lalu. Saat bertemu kembali setahun kemudian, kamu lupa-lupa ingat punya teteh yang paling teteh2 wkwk. Maksudnya paling tua.
Tapi setelah pertemuan itu, hingga dua tahun ini, kamu tak jarang ikut-ikutan riweuh merecoki voice note dari whatsapp Mama.
Kamu adalah yang paling kecil tapi kabarnya yang paling menurut, baik, dan tidak rewel. Apakah itu previllege seorang bungsu? Yang jelas, senang sekali usia 4 tahun sudah kuat berpuasa sampai magrib, meski belum purna satu bulan.
Tiba saatnya perantauan ini usai, kita akan segera berkumpul lagi dan akan teteh kisahkan lebih banyak lagi hikmah merantau dan beruntungnya mengalami ramadan di sini.