Mohon tunggu...
Resa Amelia Utami
Resa Amelia Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak SastRantau | Tidak menyukai ikan dan kucing padahal satu diantaranya menyukai yang lain | IG : @ru.amelia

Ajak aku membaca, menterjemahkan kehidupan ke dalam satu bahasa; setatap yang membinar dua pusaka. Sebelum kau hapus, silahkan jejaki Storial : @aru99

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Blusukan Virtual: Teladan Umar bin Khattab Versi 4.0

6 Mei 2021   14:28 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:34 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blusukan merupakan gaya kepemimpinan yang lumayan populer di Indonesia. Dari mulai eksekutif daerah hingga Presiden; turun langsung memantau apa yang terjadi di tengah masyarakat. Hal ini rupanya telah dilakukan sejak 14 abad yang lalu oleh Khalifah Umar bin Khattab. Bagaimana jadinya jika dibuat versi 4.0? 

Dalam suatu riwayat yang masyhur, Umar bin Khattab dikisahkan selalu mengadakan blusukan malam untuk memastikan rakyatnya  dalam keadaan baik-baik saja. Hingga sampailah ia di suatu rumah yang dipenuhi oleh tangis anak-anak. Setelah didekati, ternyata anak-anak itu menangis kelaparan dan merajuk meminta makanan. Hanya saja tak ada satupun makanan, dan terpaksa ibunya harus memasak batu, demi meredakan tangis anaknya, memberikan harapan meskipun hanya kekosongan. 

Melihat peristiwa itu, Khalifah Umar menagis dan merasa sangat bersalah. Tanpa berpikir panjang, Khalifah segera mengambil makanan dan memberikannya kepada keluarga itu. Blusukan pada masa itu tak jauh beda degan blusukan zaman sekarang yang dilakukan para pemimpin. Yakni untuk meninjau langsung jika ada yg belum tertunaikan maka harus segera tertunai.

Blusukan memang identik dilakukan oleh pemimpin, tetapi sejatinya setiap individu dari kita adalah pemimpin, sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW:

"Setiap dari diri kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan itu."

(HR.Bukhori) 

Sebagai pemimpin bagi diri sendiri, kita harus mampu mengendalikan diri, menerapkan nilai dan norma agar dapat menjadi manusia yang beradab.
Prof. Naquib Al-attas mengatakan bahwa seorang manusia beradab dapat menunaikan hal terhadap dirinya, hak terhadap orang lain dan hak terhadap Allah.

Hak terhadap diri mewujud self love. Hak terhadap Allah mewujud takwa. Hak terhadap orang lain? Ada banyak media untuk menyalurkan hak orang lain, dari mulai yang paling dekat dengan rumah alias tetangga hingga yang paling jauh di panti asuhan. Semuanya lengkap dalam nas Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Untuk menunaikan hak orang lain tersebut, kita juga dapat melakukan blusukan lho!
Bahkan lebih simpel lagi dari para pemimpin yang sebenarnya. Cukup tap-tap aja langsung deh sampai haknya.
Kemudahan tersebut tidak dapat terelakkan lagi berasal dari dampak revolusi industri 4.0 yang telah mendistrupsi dunia menjadi ramah digital. Dari mulai zakat, wakaf, hingga donasi memiliki platformnya masing-masing.


Kitabisa.com

Sumber: kitabisa.com
Sumber: kitabisa.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun