Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Amati, Tiru & Modifikasi Vs Plagiat

19 Juni 2022   09:48 Diperbarui: 19 Juni 2022   09:55 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto via pexels.com

Seringkali terdengar familiar judul itu. Hampir semua orang tahu, apalagi dengan yang saat ini sedang berkarya maupun sudah punya karya. 

Tampaknya tren tersebut sudah menjadi jalan proses seseorang berkarya.Entah darimana istilah tersebut, yang jelas semua boleh menggunakannya dan mencoba dengan metode itu. Amati tiru dan modifikasi adalah jalan yang semua sah-sah saja menggunakannya. Semua juga boleh saja menerapkan dengan penuh.

Tapi saat ini sangat wajar kontradiktif muncul dimana-mana. Bahkan tak sedikit pula yang membuat komparasi dengan plagiat atau penjiplakan. Tentu harus disikapi secara cerdas dan tepat!

Dalam kata Amati, itu wajar dan tak ada masalah. Dalam kata modifikasi pun juga bentuk dalam berkreasi. Namun dalam kata tiru, inilah yang menjadi perbincangan. Padahal sejatinya meniru bukan berarti menjiplak dengan secara keseluruhan.

Lebih dari itu, plagiat adalah bentuk contoh hal sampah dalam berkarya. Plagiat mungkin memiliki kesamaan hampir 100 persen dan taraf Lebih dari 75 persen. Sedangkan dalam metode tersebut, jelas sesudah meniru kita harus memodifikasi dengan ide original.

Jelas tak sama dan berbeda bukan? Ya, semua orang waras juga tahu. Jangan lupa bahwa ada kata modifikasi disana. Modifikasi haruslah cerminan dari ide original. Entah itu dari gaya, pembawaan dan warna.

Dalam berkarya, niat seseorang sudah bisa membedakan antara plagiat dan metode tersebut. Dalam berkarya, mengamati adalah proses pertama yang benar-benar wajar dan sebuah keharusan.  Mencari literasi dan sumber serta pengaruh (influence) itu wajib dalam menentukan karakter. Layaknya pelukis kubisme yang terinspirasi dari Pablo Picasso.

Kemudian, meniru disini bukan berarti 100 persen. Meniru mungkin lebih kepada tema dan jenis atau macam. Karya juga turun kepada banyak sub-turunan dan jenis-jenis. Sehingga jauh dari meniru secara spesifik. Seperti musik elektronik atau EDM yang banyak dimanapun, boleh ditiru namun tidak spesifik kepada nada lagunya yang lebih dari banyak bar. Serupa namun tak sama bukan?

Lalu modifikasi yang dimaksud adalah finishing dan bentuk yang benar-benar asli dari ide dalam kepala. Ini merupakan eksekusi proses yang paling penting untuk menutup proses.

Modifikasi adalah cerminan dari hasil pengamatan dan meniru. Ini penting karena jika kita hanya amati dan meniru, maka karya akan hanya menjadi plagiat. Oleh karena itu penting sekali kita menambahkan proses modifikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun