Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Es Krim

19 Maret 2021   14:49 Diperbarui: 19 Maret 2021   15:10 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bolos kuliah hari ini karena ingin menenangkan pikiran dan membelokkan diri ini kearah danau yang lokasinya jauh. Lokasi ini terpilih secara random karena memang inginku saja. Aku hanya mengikuti langkah kebingunganku dan sampailah ke suatu danau yang agak sepi. Pikiran ini sedang rewel-rewelnya karena orang tuaku sedang bertengkar, ke kampus juga Aku sedang malas ditambah Nadia, pacarku yang sedang marah karena Aku malas mengangkat teleponnya dan terlalu dekat dengan teman-teman wanitaku. Lupakanlah pikirku, Aku melangkah kearah danau karena mungkin tempat yang tidak direkomendasi adalah tempat terbaik.

Melangkahkan kakiku di suatu danau yang sedang sepi memang sedikit asyik. Jam tanganku masih menunjukkan pukul 11:02 dan Aku masih berjalan hingga sampai Aku bertemu dengan penjual es krim berumur sekira 40 tahunan. Di tepi danau samping lintasan lari, Ia duduk disamping boothnya dengan tersenyum. Sepersekian detik sebelum Ia menawarkan es krimnya, Aku lebih dulu bertanya tentang apa yang dijualnya.

"Pak, ada rasa apa aja?" tanyaku.

"Strawberry, Anggur, Guava, Coklat dan Lychee" Jawabnya dengan senyum khas.

Aku lalu memesan rasa coklat dengan menunjuknya.

"Dua ya mas?" tanyanya.

Aku hanya menjawab "Satu saja Pak".

Sekira 3 menit kemudian dan es krim rasa cokelat dengan cone berada di genggaman. Sambil membuka ponsel dari tas, lidahku sibuk menikmati dinginnya eskrim ini. Aku memilih duduk diatas bebatuan besar yang difungsikan sebagai bangku di pinggir danau. Aku dan penjual es krim berjarak 4 meter, Kami sama-sama berada di tepi danau. 

Aku melihat banyak pesan dari Nadia, banyak sekali tulisan kemarahan layaknya seorang gadis yang kebingungan.

"Dannyyyy kemana sih!? jangan begitu ya!" Salah satu chat terakhir sejak 5 menit lalu.

Aku tak peduli dan melanjutkan menikmati es krimku hingga seketika mata ini terganggu suatu objek. Ya! seorang gadis seumuranku berada didepanku. Ia berjalan dari arah barat hingga langsung duduk di batu-batuan dengan jarak 2 meter dariku. Gadis itu berambut panjang ikal, berkulit sangat putih dan kelihatan lelah. Matanya sayu dan tampaknya Ia telah menangis dalam waktu lama karena matanya terlihat lelah.

Aku memandang gadis itu dengan curi-curi pandang. Gadis itu hanya melakukan aktivitas dengan memandangi danau dan sekitarnya. Namun Aku bisa mengetahui kalau Ia juga kadang menatapku. Aku memberanikan diri untuk mengajaknya mengobrol. Karena menurutku, suasana kacau balau bisa dihangatkan dengan mengobrol terutama dengan teman baru.

"Halo, Kamu lagi olahraga ya?" Ucapku yang ternyata Aku salah bertanya.

Ia memakai kemeja, jeans dan sepatu classic canvas yang mustahil dipakai untuk berolahraga. Namun, setidaknya tadi Aku mengira bahwa Ia tadi mengelilingi danau.

"Eh? engga" Jawabnya dengan pelan sekali diiringin dengan senyum yang masih kecil.

Aku langsung memperkenalkan diri setelah beberapa detik namun masih dalam posisi duduk masing-masing. 

"Hei, Aku Danny"

"Aku baru kesini sekali dan ternyata sepi yah!" Lanjutku dengan sedikit sok asyik.

Dia hanya mengangguk dan berkata "Aku Clara salam kenal"

"Tapi Kamu suka kan?"

Mendengar balasan tersebut membuat Aku sedikit bersemangat untuk mengobrol. Sebab memang heran juga, biasanya hampir setiap perempuan tidak akan bicara dengan orang asing atau stranger.

"Suka sih kan bisa lebih tenang" Jawabku dengan menyisipkan senyum.

Ia melihat es krim ku dan berkata "yang rasa anggur juga enak lho".

"Maksudnya?" Jawabku bingung.

Ia hanya menunjuk sambil tersenyum ke arah es krimku yang sudah meleleh karena Aku lupa untuk memakannya. Aku hanya meresponnya dengan mengangkat es krimku dan memakannya. Namun Aku baru menyadari bahwa Ia tahu salah satu rasa es krim ini. Dalam hati Aku berfikir bahwa Ia menyukai rasa anggur dan sudah pernah membelinya. Aku pun berinisiatif membelikannya sebagai salam pembuka percakapan dengannya.

"Sebentar ya" Ucapku sembari berjalan ke tempat penjual es tadi.

Ia hanya mengangguk sementara Aku memesan es krim "Pak beli satu yang ungu ya"

"yang anggur maksudnya" Jelasku.

Si bapak itu melihatku dan sedikit senyum "Tadi kan Saya tawarkan beli dua".

"Oh iya pak harusnya yah hahaha" Balasku dengan agak ceria.

Setelah 3 menit lebih Aku menunggu es krim yang akan kuberikan, Aku pun berjalan ke arah Clara. Namun selangkah demi selangkah Aku menyadari bahwa Ia sudah pergi. Cepat sekali pikirku! bahkan Aku belum puas untuk sekedar berbincang-bincang dengannya. Aku menengok segala arah dan menggerakkan pandanganku ke berbagai arah. Namun yang Aku lihat hanyalah orang-orang yang berolahraga, orang dengan anjingnya dan anak-anak yang bermain. Tidak ada Clara disekitarku, Dia mungkin sedang buru-buru.

Dengan kesendirian Aku menikmati es krim yang Aku pesan. Sampai hampir habis es krim ini kulumat, si bapak penjual es itu muncul dan duduk didepanku.

"Mas, sabar ya!" Ucap Bapak penjual es.

"Dia biasanya begitu kalau ada yang kesini" Lanjut si Bapak.

Aku yang penasaran hanya membalas "kenapa Pak? maksudnya?"

Si Bapak penjual es itu terdiam dan menghela nafas sambil melanjutkan dengan berkata "Dia sudah meninggal mas"

Aku terkaget dan si Bapak melanjutkan "Dia tenggelam di tepi danau ini sekitar lima bulan lalu".

Aku pun masih dalam keadaan terdiam dan disisi lain membiarkan si Bapak untuk bicara.

"Saya sama petugas keamanan yang dulu nolong Dia"

"Dia sempet tenggelam lama"

"Baru sekitar 3 jam jenazah bisa diangkat sampai kelihatan pucat dan dingin" Jelas Bapak itu sambil memperlihatkan tatapan yang menerawang.

Bapak itu menunjuk sebuah tepian danau sekitar dua meter dari Kita duduk. Itu adalah tempat dimana Clara terjatuh dan tenggelam disana.

Setelah mendengar semuanya, Bapak penjual es tadi juga menceritakan bahwa Ia sering melihat orang-orang dikerjai oleh hantu dari Clara sehingga danau menjadi sepi karena peristiwa tersebut. Dia juga bercerita bahwa sebelum meninggal, Clara juga sering membeli es krim kepada si Bapak itu. Baju yang Clara pakai juga baju terakhirnya ketika tenggelam. Aku membayangkan jasadnya yang dingin sedingin es krim, namun Ia juga manis semanis es krim.

Pantas saja Aku merasa ada yang janggal ketika si Bapak penjual itu berkata "Tadi kan Saya tawarkan beli dua".

Bapak itu sudah tahu tentang Si gadis es krim, Si gadis dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun