Banyak yang bilang kalau Kita dan teman-teman mempunyai hobi suka meng-ghibah alias ngomongin orang, yang tidak ada atau tidak hadir itulah sasaran ghibahnya. Aneh memang jika membicarakan objek yang sedang tidak hadir dalam nongkrong, nongki, hangout atau kongkow semacamnya. Padahal sejatinya lebih seru membahas seseorang yang juga hadir dalam pertemuan dan perkumpulan bukan? Harusnya sih.
Kalau dibilang mengapa suka sekali untuk membicarakan orang yang sedang tidak ada, jawabannya karena ya memang bermacam-macam sih. Walaupun sebenarnya objek orang yang tidak hadir itu lah yang menjadi alasan terciptanya berbagai omongan. Kekosongan pasti terlihat dan seketika si objek yang tidak hadir itulah yang muncul di kepala para teman-temannya
Mulai dari yang pertama, pastinya semua membicarakan mengapa Ia tak hadir? Lalu berujung kepada alasannya sampai kepada rentetan hal-hal yang terkait tentang si dia yang sedang absen berkumpul. Satu orang menjadi pencetus obrolan, kemudian beberapa menimpali dan yang terakhir menjadi tim hore alias penggembira serta lainnya tim tertawa.Â
Fenomena wajar sih karena alasan lainnya itu adalah rasa yang 'puas' ketika membicarakan objek yang tidak hadir dan tak perlu malu malu atau sungkan karena si objek sedang tidak hadir. Sehingga tak ada balas-balasan omongan secara bertubi-tubi.
Alasan selanjutnya mungkin karena ada rahasia di dalam rahasia atau mungkin hal tabu yang semua temannya sudah tahu namun si objek belum tahu. Ini sih "asyik" menurut sebagian orang karena Si kumpulan orang yang tahu tentang rahasia itu seketika gatal ingin "berdiskusi" tanpa harus sembunyi sembunyi jika si objek ada di dekatnya.
Kadang memang sih, tidak semua bahan pembicaraan dalam perkumpulan pertemanan buruk namun banyak pula yang positif dan mengulas sisi lucu dari si objek yang tidak hadir di perkumpulan. Hanya saja ketika tidak ada di depannya, pastinya kebanyakan lebih kepada membicarakan hal yang sebenarnya agak 'aneh' buat si objek yang tak hadir tersebut. Lain hal nya jika membicarakan hal yang baik tentu pasti tak masalah jika si objek ada di depannya bukan? Ya.
Dari di depan gerobak tukang sayur, sekolah, kampus, cafe, mall dan apapun perkumpulannya kadang obrolan-obrolan itu lebih banyak mengutamakan objek yang tidak ada di sekitarnya. Seakan menjadi tradisi untuk bumbu bumbu penyedap yang sebenarnya banyak yang berkata perkumpulan akan terasa hambar jika berbicara seputar hal- hal normatif saja.
Untuk seputar hal ini sepertinya lebih kepada faktor keakraban dan kedekatan. Mengapa? Karena sahabat atau teman yang dekat pasti tahu segalanya tentang diri Kita. Maka Dari itu jika Si objek tahu topik obrolan yang dibicarakan pastinya Mereka akan berkata " hahaha " atau "iya nih" seakan biasa saja walaupun hal itu agak tabu.
Ada hal yang sebenarnya lucu dalam fenomena ini. Ketika Si A tidak hadir maka Si B, C, D sampai E akan membicarakan Si A. Dan ketika Si C tak hadir maka Si A, B, D sampai E akan membicarakan Si C. Begitulah kenyataannya. Lucu sih walau agak aneh saja mengingat ketidak hadiran menjadi alasan untuk menjadi topik obrolan. Namanya juga pertemanan ya begitulah. Karena kadang Kita pernah menjadi pelaku dan pernah menjadi korban bukan? mengaku lebih baik sih hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H