Mohon tunggu...
Abdi Kalam
Abdi Kalam Mohon Tunggu... -

"Berikan aku media maka akan aku gambarkan masa depan" kunjungi juga : abdikalam.blogspot.com IG : @arts_303

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Khianat

22 Agustus 2016   19:19 Diperbarui: 22 Agustus 2016   19:30 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saudaraku…

Darahku mengalir dinadimu, menari-nari mengikuti riak jantung dalam arteriku

Mungkin sebab itu kita bersaudara…

Tapi, bagaimana bisa kau palingkan wajahmu dikala aku tengah berjuang, kala merintih dan kelaparan tak sebutir nasi pun kau suguhkan

Dimana kau wahai sedarah?

Kutahan kupaksakan kunikmatkan sakit oleh acuhmu, seperti diremas uluh hati sampai hancur berbaur dengan kecewaku

Binatang pun tak sekejam ini pada kerabatnya…

Kelak anak bungsu pun akan maju atau mati kelaparan dipinggiran kota,  seperti tikus-tikus yang kehilangan keluarganya

Namun jikala sang ombak menepi, dan sampai pada kenikmatan atas perjuangan selama ini

Mungkin cukup bagiku mengingatnya…

Mata kan terbalas mata!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun