Mohon tunggu...
Awan T. Ridwan
Awan T. Ridwan Mohon Tunggu... -

@artridwan Blogger, Writer, Backpacker, Facilitator of #sekolahalam #sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Sandi Tipar Sukabumi (Sani Widal)

10 Januari 2012   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 5615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Basa Sani Widal (Bagian pertama)


Pernah mendengar ungkapan “nyigun-nyigun wala yakpi?” ini bukan bahasa Arab, atau pernah mendengar kata-kata seperti berikut ; putiw, hupan, jedow, nyasug, soleng, bipeung? Hmm… apa sih? Ini adalah ungkapan atau kata-kata yang biasa digunakan masyarakat Sukabumi khususnya di Kelurahan Tipar Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Jawa Barat. Bahasa tersebut adalah Bahasa Sandi Widal atau yang lebih dikenal dengan nama Basa Sani Widal, Widal sendiri berarti Tipar, bahasa khas daerah masyarakat Sukabumi Jawa Barat yang merupakan ragam bahasa sunda nonstandar yang digunakan dengan perubahan (Transformasi) pelafalan fungsi huruf sebenarnya. Bahasa sani atau widal ini bisa di sebut juga bahasa prokem atau bahasa slang dialek sunda, dimana perubahan pelafalan bentuk huruf pada konsonan. Misalnya, huruf B menjadi H, M menjadi N, dan ‘ng’ menjadi ‘ny’ dll. Diperkirakan bahasa sani  ini berasal dari daerah Tipar Kota Sukabumi yang digunakan secara turun temurun dari orang tua sampai anak-anak Tipar saat ini masih mempergunakannya dala pergaulan sehari hari dengan bahasa dan dialek sunda sebagai medianya.
Konon sejak jaman perjuangan dulu dipergunakan untuk mengelabui musuh, kemudian ada pendapat juga yang mengatakan bahasa jawara dan preman yang bermukim di daerah tipar dan sekitar dengan daerah operasinya pasar.
di daerah lain seperti Malang dan Jogjakarta ada bahasa yang hampir sama dikenal dengan bahasa Walikan atau kebalikan namun berbeda dengan Malang dan Jogja, Basa Sani Widal punya rumus tersendiri

Rumus sederhananya seperti ini:
1. Untuk pelafalan huruf vokal (hidup)  tetap, tidak terjadi perubahan:


  • Huruf A tetap dibaca A
  • Huruf I tetap dibaca I
  • Huruf U tetap dibaca U
  • Huruf E tetap dibaca E
  • Huruf O tetap dibaca O


2.  Untuk pelafalan huruf Konsonan terjadi perubahan:


  • HurufB menjadi huruf H
  • Huruf C menjadi huruf J atau Z ( huruf yang berbunyi mirip)
  • Huruf D menjadi huruf P, F, V ( huruf yang berbunyi mirip)
  • Huruf F menjadi huruf D
  • Huruf G menjadi huruf S
  • Huruf H menjadi huruf B
  • Huruf J menjadi huruf C
  • Huruf K menjadi huruf N
  • Huruf L menjadi huruf R
  • Huruf M menjadi huruf Y
  • Huruf N menjadi huruf K,Q, X ( huruf yang berbunyi mirip)
  • Huruf P menjadi huruf D
  • Huruf Q menjadi huruf N
  • Huruf R menjadi huruf L
  • Huruf S menjadi huruf G
  • Huruf T menjadi huruf W
  • Huruf V menjadi huruf D
  • Huruf W menjadi huruf T
  • Huruf X menjadi huruf N
  • Huruf Y menjadi huruf M
  • Huruf Z menjadu huruf C


Dalam Bahasa Sani Huruf  yang berbunyi mirip
F dan V disamakan menjadi huruf P.
Q dan X disamakan menjadi huruf K karena kemiripan pelafalannya
3. Kata yang diawali huruf vokal ditambah dengan ‘NY’ pada awalannya:


Contoh :


Si Asep Loba duitna
menjadi
Gi nyaged roha putiwka


Isuk-isuk mandi arek indit ka sakola
menjadi
Nyigun-nyigun yakpi nyalen nyikpiw na ganora


untuk kata-kata tertentu seperti 'DUIT" tidak menjadi PUNYIW tapi PUTIW ada sisipan T untuk memudahkan sepeterti DUIT yang dibaca DUWIT
4. Kata yang diawali huruf 'NY' berubah dengan ‘NG’ dan kebalikannya:
Contoh :
Ngaroko jeung Nginum kopi Ngeunah Pisan
Ngalono ceung Ngikuy nodi Nyeukab Digak ( untuk kasus tertentu tergantung enak pemakaiannya, perhatikan Ngeunah jadi Nyeukab, hehehe.. namanya juga prokem )


bersambung -
nyulang nyalen yakpi beura :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun