Mohon tunggu...
Erlon Siahaan
Erlon Siahaan Mohon Tunggu... profesional -

art is ..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berbagai Cara Pun Dilakukan ketika Kampanye

27 Maret 2014   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395895392344857579

[caption id="attachment_328865" align="alignnone" width="640" caption="Kampanye anti politik uang"][/caption]

Saat membaca berita ini di portal mereka.com saya sedikit terkejut, karena dari reportase beritanya terlihat bentuk kampanye yang sudah nekad. Sang caleg di berita ini melakukan pembagian uang dengan cara melakukan pertanyaan "Siapa yang tahu nama saya? Nanti dapet goceng," begitu kata si caleg ini.

Ketika di konfirmasi di paragraph berita yang lain, sang caleg mengatakan "Kalau uang Rp 5 ribu untuk anak-anak Al Fatihah (doa) bentuk prihatin saya karena anak-anak membutuhkan pendidikan agama," kata H di lokasi." Agak prihatin jika argumentasi pendidikan agama dibalut dengan 'sumbangan' uang, karena justru hal ini jauh dari karakter agama yang menitik beratkan pada moral bukan materi.

Jika anda bertanya siapa sang caleg maka anda bisa membaca di link yang saya tautkan di akhir tulisan ini, namun saya tidak berusaha menjelekkan sang caleg dan partainya, saya rasa praktik politik uang masih sangat kental di Indonesia, apalagi di masa kampanye saat ini. Pun saya juga yakin akan banyak berita mengenai berbagai caleg dari berbagai partai melakukan hal yang persis sama.

Mengkhawatirkan jika praktik ini masih berlangsung, karena jika sang caleg mengawali karirnya di dunia politik dengan uang, apa jaminan sang caleg tidak akan mencoba menutupi "ongkos politik" nya. Memang pepatah bahwa politik itu "kotor" masih cukup lekat. Harapan saya semoga caleg-caleg yang menggunakan cara cara ini tidak terpilih, caranya cukup dengan mengedukasi rakyat kita untuk mengenal calon wakil nya yang dititipkan suaranya.

Semoga pemilu kali ini menjadi tolak ukur baru, sehingga para calon wakil rakyat yang terpilih nanti memang mewakili konstituennya, bukan mewakili suara partainya.

Selamat Memilih...

Salam

E.R.S

Sumber foto: merdeka.com/arie basuki

link berita:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun