Efek Negatif
Pelecehan seksual berdampak besar terhadap mahasiswa, baik secara psikologis, akademik, maupun sosial. Trauma yang dialami korban dapat menyebabkan penurunan kinerja akademik, rasa takut, dan hilangnya rasa aman di kampus. Beberapa korban bahkan memutuskan untuk berhenti kuliah karena tidak mampu menghadapi tekanan yang terus-menerus.
Selain itu, masalah ini juga merugikan institusi pendidikan secara keseluruhan. Universitas yang dianggap tidak serius dalam menangani pelecehan seksual berisiko kehilangan kepercayaan masyarakat, yang pada akhirnya memengaruhi reputasinya sebagai institusi pendidikan.
Langkah Solutif
1. Edukasi dan Kesadaran Publik
Universitas harus menyelenggarakan program edukasi menyeluruh yang melibatkan semua sivitas akademika. Program ini harus menjelaskan definisi pelecehan seksual, cara mengenalinya, dan langkah-langkah melaporkannya.
2. Membentuk Unit Khusus Penanganan Kasus
Universitas perlu membentuk unit independen untuk menangani kasus pelecehan seksual. Unit ini harus memiliki prosedur yang jelas, memastikan perlindungan terhadap korban, dan memberikan sanksi yang adil kepada pelaku.
3. Layanan Konseling
Layanan konseling psikologis harus disediakan untuk membantu korban mengatasi trauma dan melanjutkan aktivitas akademik mereka. Dukungan ini penting untuk memulihkan keseimbangan emosional mereka.
4. Kebijakan Tegas Tanpa Toleransi
Unhas perlu memperkuat komitmen terhadap kebijakan tanpa toleransi terhadap pelecehan seksual. Ini berarti setiap laporan harus ditindaklanjuti dengan serius, tanpa memperhatikan status pelaku.
5. Kerja Sama dengan Pihak Eksternal
Kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga hukum dapat memberikan pelatihan, pendampingan korban, serta memastikan proses hukum berjalan secara adil dan transparan.
Penutup dan Kesimpulan
Pelecehan seksual di Universitas Hasanuddin Makassar bukan hanya persoalan individu, tetapi juga masalah sistemik yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Sebagai lembaga pendidikan, universitas memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan lingkungan yang aman dan mendukung bagi seluruh sivitas akademika. Langkah-langkah pencegahan, seperti penyuluhan, pembentukan tim khusus, dan penyediaan layanan konseling, harus menjadi bagian integral dari upaya tersebut.
