Mohon tunggu...
Artika Felicia Swasana
Artika Felicia Swasana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya suka menggambar dan saat ini sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskriminasi: Kasus Bully Anak Berkebutuhan Khusus

6 Oktober 2024   20:08 Diperbarui: 7 Oktober 2024   08:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diskriminasi merupakan kasus yang sudah beredar dimana-mana bahkan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum kita mengetahui bagaimana pengaruh bagi dunia kita, mari kita mengenal terlebih dahulu apa itu diskriminasi? Menurut KBBI, diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya). Secara umum, diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu. Biasanya tindakan diskriminasi ini terjadi karena adanya suatu penilaian dalam pola pikir masyarakat mengenai perbedaan yang ada. Hal ini mengakibatkan adanya perpisahan golongan baik secara fisik, agama, ekonomi, dll. 


Dalam kehidupan sekolah, kadang kita tidak menyadari sendiri bagaimana perilaku kita dapat termasuk bullying. Bullying tidak hanya bersifat fisik tetapi bisa juga berupa verbal seperti membicarakan hal buruk tentang orang tersebut, menjauhi orang tersebut, menertawakan perlakuan mereka, dll. Jika tindakan ini terus terjadi, maka akan berdampak buruk bagi mental korban. Dikarenakan tindakan yang telah mereka dapat, kesehatan mental mereka akan turun dan dapat menyebabkan depresi dan isolasi. Bahkan ada kasus bunuh diri akibat pembullyan tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam kasus pembullyan di SMPN 08 Depok pada siswa berkebutuhan khusus. Akibat pembullyan tersebut, siswa tersebut melukai diri sendiri dengan memecahkan kaca sekolah sehingga tangannya luka dan membutuhkan operasi. Sayangnya, sekolah tidak memberikan bimbingan ataupun menjenguk siswa tersebut. Bahkan dalam keterangan sekolah, pembullyan tersebut dikatakan sebagai 'candaan'.

Jika masalah ini tidak dapat ditangani dengan baik, maka akan menciptakan lingkungan dan pola pikir yang tidak sehat bagi para siswa. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk melakukan beberapa langkah-langkah untuk memperbaiki diri terlebih dahulu. Pertama-tama kita dapat melakukan refleksi terlebih dahulu terhadap diri sendiri. Apakah kita telah menerima semua siswa yang berbeda? Apakah kita sudah berhenti menilai seseorang hanya karena mereka berbeda dari kita? Hal tersebut merupakan hal penting yang perlu kita perhatikan dalam kegiatan bersekolah. Setelah merefleksikan diri, pikirkan juga apa yang perlu diubah dari perilaku diri selama ini. Setelah menentukan perubahan yang ingin dilakukan, maka lakukanlah perubahan tersebut. Jangan menunda-nunda suatu perubahan baik yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi sekolah. 

Contoh perilaku yang dapat kita lakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi teman-teman dan juga para guru yaitu : 

  1. Belajar untuk menerima perbedaan antar satu sama lain. Saat ini kita pasti masih melihat perbedaan yang ada pada diri kita dan orang lain. Hal ini mengakibatkan pembentukan kelompok sendiri yang dapat mengakibatkan lingkungan yang tidak sehat di sekolah karena masih memilih teman. Oleh karena itu penting bagi kita untuk belajar menerima perbedaan yang ada sehingga dapat menciptakan semangat persatuan dan lingkungan yang sehat di sekolah.

  2. Mencoba memahami siswa tersebut dan belajar untuk mengenalinya secara lebih dalam dengan berinteraksi. Dalam sekolah, siswa berkebutuhan khusus memiliki keunikan mereka sendiri. Hal ini dapat membuat mereka dipandang berbeda oleh orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencoba memahami dan mengenali mereka dengan berinteraksi supaya kita dapat mengetahui tindakan yang tepat untuk mendekatinya.

  3. Membantu memberikan pendampingan ketika siswa merasakan suatu kesulitan. Terkadang siswa berkebutuhan khusus masih memiliki suatu kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menyediakan pendampingan bagi siswa sehingga siswa dapat beradaptasi dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun