Aku memang lebih suka berdialog dalam batin. Sebab dialog dalam batin tidak merugikan orang lain walaupun juga lebih banyak tidak menghasilkan solusi, tapi minimal keputusan yang akan diambil lebih siap karena sudah berdialog dulu dalam batin.
Tiap manusia memang punya karakter masing masing, ada yang bisa curhat dengan enteng ke teman temannya, ada yang pede jreng bikin postingan di sosmed dan banyak lab caranya, tapi caraku sederhana. Hanya berdialog dalam batin, mengungkapkan masalah sendiri dalam batin dan memilih jawabannya sendiri, yang kemudian akhirnya adalah berjuang untuk ikhlas dengan pilihan jawaban dari masalah itu.
Lebih seringnya malah aku tak ambil pusing, dan tidak mau memikirkan kalau ada masalah.. Ya kenapa begitu sebab mikirin masalah bikin wajah cepet tua. Hehehehe.
Tapi itu juga tidak bagus lho sebab malah bisa jadi bom waktu yang bisa mengganas ledakannya..
Dialog pribadiku di akhir tahun 2017 ini adalah pengen nambah momongan..Tapi belum yakin sebab ada kebutuhan lain yang musti dipenuhi.. Selama ini hampir 95 persen kebutuhan sehari-hari menjari tanggungjawab ku.. Yang menjadi kegalauanku adalah jika nambah momongan lagi berarti akan menambah biaya sehari-hari. Dan aku apakah mampu, sebelum Anda menjawab aku sudah tahu jawabannya. Anak itu bawa rejeki, dan percayalah kepada Allah.
Iya itu udah masuk dalam telingaku bahkan udah masuk dalam hatiku, hanya aku belum merasa "klik", artinya ketetapan hatiku pada jawaban itu masih gonjang ganjing
Malah seringkali menjadi sebuah pertanyaan, apakah mereka yang membangun rumah tangga mengalami apa yang aku alami?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H