[caption id="" align="alignnone" width="538" caption="Image diambil dari http://mutiara-primaster.blogspot.com"][/caption] Setiap manusia di muka bumi ini pasti berbeda. Tak ada satu manusiapun di muka bumi ini yang 100% sama. Bahkan orang kembar sekalipun pasti berbeda. Jadi, kenapa kita kita mau digeneralisasi? Digeneralisasi (digolongkan) bahwa kita ini bangsa koruptor. Kalau 'mereka-mereka' itu korupsi, saya, anda belum tentu korupsi. Dan bisa jadi tidak. Kalau begitu kenapa kita mau digolongkan kaum 'mereka-mereka' itu. Tak perlu menunggu 'Komisi Pemberantas' itu bertindak. Kita juga bisa bertindak, karena kita berbeda. Caranya? Demonstrasi? Tidak perlu! Caranya gampang, syaratnya cuma satu, harus dimulai dari saya dan anda. Pertama, hindari menjadi 'dermawan' tidak pada tempatnya (memberikan tips yang tak perlu). Kedua, hindari menjadi 'dewa penolong' ataupun 'rakyat tertindas' juga tidak pada tempatnya (senang membantu & dibantu dengan imbalan tertentu, biasanya diawali dengan kata-kata "'mohon dibantu ya pak"). Ketiga, silahkan anda tambahkan sendiri, kalau diurut bisa jadi daftarnya akan sangat panjang. Diantaranya mungkin tidak sadar kita lakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Nah, tidak sulit kan. Jadi mari kita kita mulai.  Kita bukan bangsa koruptor. Kita itu berbeda. Kita itu bangsa yang besar, dari segi jumlah sudah pasti tapi kita belum jadi bangsa yang BESAR sesungguhnya. Sekarang kembali ke kita, mau berbeda atau ikut arus? Catatan : Sekedar curhatan karena gerah melihat 'kebiasaan buruk' itu kok sepertinya sudah mendarah daging...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H