Mohon tunggu...
arthur indra w
arthur indra w Mohon Tunggu... -

salam perdamaian....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru, Dosen, Pengajar, Lecture, Semua adalah Pembantu

23 Maret 2011   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalau sekolah jaman aku dulu guru menjadi momok yg menakutkan liat guru udah kayak liat setan apa jangan guru duplicate dari setan yah...hahahaaha, atau aku yg sbagai setannya.. :p. Jika jaman dulu sekolah liat guru udah bawa penggaris panjang warna coklat di jamin semua murid diam duduk membisu di kelas dengan posisi tangan di lipat dan tatapan tegang kedepan... inget masa2 sekolah dulu pengen jadi ketawa.. .:D

Sekarang kita hidup di tahun 2011 dengan perkembangan semakin pesat tentu murid2 yg semakin pandai dan lebih bebas dalam mengekpresikan sesuatu.  Apalagi pendidikan yg bernuansa design atau seni maka dibutuhkan pengajar2 yg memiliki cita rasa seni yg tinggi dan mengharapkan murid yg bisa memiliki wawasan seni jg. Karena dunia seni ini beda dengan dunia sains, seni sepertinya tidak ada batasannya krn penilaian orang terhadap seni akan beda antara kepala satu dan lainnya.

Ada program yg bernama Visual Merchandising dan banyak sekali murid menyukai saat major ini di ajarkan ntah karena pengajarnya atau benar krn programnya..? program VM memang di butuh kan cita rasa seni yg tinggi krn VM ini menitik beratkan pada tampilan agar enak diliat dan orang tidak bosen memandangnya hingga mempunyai nilai seni yg tinggi.

Nah, permasalahan skrg adalah proses sebuah VM ini bisa dinikmati lalu apa hubungan dengan judul diatas ?

VM merupakan tugas kelompok untuk murid untuk membuat display dengan beraneka ragam tema dan dibuat semenarik mungkin, dalam proses berjalan tentu murid menentukan tema lalu mendesign bagaimana bentuknya nanti sampai menghitung biayanya. Bagi anak SMA mungkin ini sedikit ribet krn mereka blum terbiasa dengan hal ini, tentu disinilah keahlian seorang pengajar untuk membantu melalui pengalaman2 yg dia dapat. Tapi terkadang berjalannya proses ini ke egoisan masing orang2 harus bisa diredam dan wajib muncul yg namanya KERJASAMA antara pengajar dan murid. Harus di inget murid ini bukan anak bayi yg harus di suapi terus tapi berilah mereka gambaran hingga pikiran mereka terbuka dan biarlah mereka yg menentukan hasil akhirnya.

Ingat seni ini luas dan penilain bisa berbeda2, jadi siapapun anda jika jadi pengajar coba untuk mengerti batasan2 anda hanya sampai dimana saja, anda tidak perlu masuk terlalu jauh dan biarlah murid yg bekerja krn muridlah yg memiliki tanggung jawab ini. Bukan berarti kemauan anda sbagi pangajar yg harus muncul dalam benak murid, tp kemauan murid lah yg harus muncul sesuai tema yg mereka pilih dan anda hanyalah sbagai penasihat. Biarlah murid mengembangkan idenya jika salah perbaiki salah mereka dengan cara beri ilustrasi bukan anda yg maju lalu membetulkan.

Jadi anda sebagai pengajar yg dilebihkan krn pengalaman anda amal kan lah pengalaman anda itu kepada murid  setelah itu biarlah murid yg mengembangkan krn anda hanyalah Pembantu yg di Gaji besar.

Salam pembantu... :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun