Mohon tunggu...
Arther Panther Olii
Arther Panther Olii Mohon Tunggu... -

menyukai dunia tulis menulis. istimewanya puisi dan prosa. pernah ikut antologi tarian ilalang bersama pernyair facebook dan antologi puisi kasih tanah, air dan udara. saat ini berdomisili di manado.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Sunyi yang Tak Lagi Mengantar Rindu Menemu Labuhan Madu

18 Maret 2011   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebab telah tercurah riuh sebegitu jitu. Jatuh ke matamata kelam. Tuk menari di sana bersama kegembiraan yang usang. Kau bilang ini semacam puisi yang kehilangan diksi. Dan aku mengamininya dengan pasti.

Tidakkah kita lihat, rembulan dan gemintang sementara seronok perbincangkan dosa anakanak malam ?

Kita diikutsertakan pula ; selaku penjejak rindu yang lama kehilangan labuhan madunya.

Seyogyanya, telah tiba masa kita berpaling pada sunyi yang baru ;

tanpa menyimpan lagi

duka purba

di

sudut mata.

Gorontalo,28112010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun