Kalau berselancar di media masa, rasanya hambar kalau tidak ada diskusi terkait dua opini yang berbeda. Di topik yang sederhana, hingga topik yang berat pun netizen selalu siap untuk menanggapi pertanyaan sang pemilik akun, jika hook yang disajikan menggugah jengkel dalam benak. Apalagi tahun-tahun akhir ini generasi Z selalu disorot dan dibanding-bandingkan dengan generasi sebelumnya.
Yang kemudian hal ini selalu menjadi perdebatan panas dari generasi muda maupun generasi paruh baya. Sama halnya ketika bicara coffee shop, yang terlintas di benak kita apa?
Mungkin keyword-nya kurang lebih: kopi, plastik, penyumbang sampah termewah dunia, mahal, remaja, anak muda, nongkrong, tugas, korporat, kerja.
Atau lainnya? Namun, mayoritas beranggapan bahwa coffee shop selalu berkaitan erat dengan generasi yang selalu disinggung, yakni gen Z. Baru-baru ini, saya melihat cuitan dari akun Twitter @rizkidwika yang sebenarnya telah diunggah pada 20 Februari 2022. Ia menanggapi artikel yang ditulis oleh Emily Goddard, demikian katanya:
"Yang salah bukan ngopi dan jalan-jalannya. Yang salah itu generasi di atas kita yang mengubah properti dari kebutuhan primer menjadi investasi." Sebenarnya, tidak juga. Sebab faktanya... Kenaikan harga yang konon katanya "menjulang" tak bikin kita rugi kalau memang betul kita sudah "sesuai" dengan indikator harga tersebut. Maksud "sesuai" di sini ialah tidak maksa.
Lantaran, benarkah? Melalui tulisan di atas, sebenernya menarik untuk membuat pertanyaan turunan: "Apakah harga rumah yang melambung tinggi merugikan? Atau justru sebenarnya sama saja?"
Jika kita mencari di mesin pencarian Google, dengan keyword demikian:
"Harga rumah di Indonesia naik atau turun?"
Maka ringkasan AI dari gemini menuturkan bahwa harga rumah di Indonesia mengalami kenaikan pada Juni 2024, yakni sebesar 2,3%.
Namun akan menjadi ironi jika kita menggulir layar ke bawah terdapat data yang dari kompas.com berjudul Harga Rumah di 11 Daerah RI Turun, Begini Datanya ditulis oleh Irfan (2024), menuturkan bahwa terdapat 11 daerah di RI turun.
Jika dibaca keseluruhan artikel, kita dapat menemukan fakta bahwa harga rumah seken di Jabodetabek; Jakarta 107,4 (-0,2%), Bogor 118,4 (-1,2%), Depok 111,1 (-0,1%), Tangerang 116,3 (-0,8%), dan Bekasi 115,2 (-0,4%).