Mohon tunggu...
artha senna
artha senna Mohon Tunggu... Editor - Editor

Suka bepergian. Editor lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perpus Jakarta, Tak Sekadar Tempat Baca

20 Mei 2024   13:43 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:09 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena sering pindah-pindah untuk cari tempat menulis atau membuat bahan tulisan, selalu cari tempat-tempat yang enak. Dapat info ada satu tempat yang asik. Tempat itu bisa dijadikan tempat untuk kerja, untuk santai dan untuk sekadar nikmati waktu di Jakarta sambil baca-baca. Browsing di internet dan memang betul. Sejak dibuka tengah tahun 2022 lalu, Perpustakaan DKI Jakarta yang letaknya di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang juga dikenal sebagai  Pusat Dokumen Sastra (PDS) HB Jassin selalu ramai pengunjung.

Saya didaftarkan lewat lewat online dan kemudian dikirimkan barcodenya. Beberapa waktu lalu mampir ke perpus itu. Kesan pertama, asik tempatnya dengan desain gedung dari luar, mirip kapal pesiar. Masuk di dalamnya juga sangat berkesan. Semua petugas sangat ramah menerima pengunjung sejak perpus ini dibuka mulai pukul 9 pagi sampai tutup. 

Lalu diarahkan untuk scan barcode anggota sehingga boleh masuk area perpus. Lepas itu, petugas di bagian depan meminta scan barcode lagi dan kemudian memberikan kunci loker untuk meletakan barang-barang berharga milik pengunjung. Tas transparan juga diberikan sebagai tas pengganti untuk membawa barang-barang berharga masuk lokasi perpus. Catatan penting, pengunjung tidak boleh membawa air mineral dalam botol tapi dalam tumbler, tidak boleh bawa makanan dan tentu saja tidak boleh bawa senjata tajam dan barang-barang yang dilarang lainnya. Ini dipahami untuk menjaga area perpus nyaman.

Lepas di meja scan, pengunjung diarahkan ke lantai 2, atau 3 atau 4, di mana tersedia rak-rak besar buku. Aneka jenis buku dipajang. Mulai sosial, budaya, sastra hingga eksakta. Saya suka, saya lihat dan saya menikmatinya.

Desain di dalam perpus juga menurut saya asik. Pengunjung dapat membaca di berbagai seksi. Ada meja panjang untuk membaca, mengetik atau apapun di sisi pinggir tembok di tiap lantai. Juga ada meja tak terlalu panjang yang berfungsi sama. Di balik meja panjang ada ruang-ruang khusus seperti bilik-bilik dengan kaca bening berfungsi sama dengan meja panjang. Belum lagi disediakan ruang di sudut-sudut untuk baca lesehan, yang kadang ketika membaca jadi tertidur.

Meja panjang di lantai 2. /dok. pri
Meja panjang di lantai 2. /dok. pri
Ini jadi salah satu tempat favorit untuk bermanja-manja kerja dan santai dengan fasilitas wifi yang lumayan dan suasana yang tenang. Apakah gratis? Itu hal pertama terbesit dari pikiran pengunjung. Jawabnya, tentu saja gratis. Pemprov DKI menyediakan seua fasilitas tersebut untuk pengunjung. Mudah untuk mendaftarnya, silahkan masuk ke   https://perpustakaan.jakarta.go.id/register   dan mengisi kolom-kolom yang wajib diisi.

Meja panjang di lantai 4./dok. pri
Meja panjang di lantai 4./dok. pri

Sambil menulis informasi ini, menikmati juga satu buku lama WS.Rendra, berjudul Pacar Seorang Seniman. Kumpulan cerpen yang terbit kali pertama tahun 2016. Gimana kalau mau pinjam buku? Mudah. Ambil buku yang ingin dipinjam, lalu bawa ke meja informasi dan sampaikan pada petugas sehingga dicatat. Bawa pulang bukunya dengan waktu 14 hari. Jika ingin memperpanjang bisa lewat online atua mampir kembali ke perpus itu. Data di perpus itu sekira 138.000 koleksi buku dan 4.395 koleksi di PDS HB Jassin. Perpustakaan Jakarta Cikini juga memiliki 38.000 judul buku yang dapat dibaca secara gratis.

Pacar Seorang Seniman - Buku cerpen karya WS Rendra/dok. pri
Pacar Seorang Seniman - Buku cerpen karya WS Rendra/dok. pri

Anak muda

Yang juga membuat pemandangan menyenangkan adalah banyaknya pengunjung muda. Sekilas seperti mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas atau sekadar membaca. Ini pemandangan yang menarik menurut saya. Area perpus bisa juga menjadi tempat nongki-nongki anak muda, selain mall atau cafe-cafe. Ini juga menjadi gambaran bahwa perpus memang bukan tempat sunyi dan bisu. Perpus bisa menjadi tempat kumpulnya anak muda atau siapapun, apa lagi di kawasan TIM yang sejak dulu menarik untuk dinikmati.

O iya selain untuk anak muda dan dewasa, di lantai 2 juga ada ruangan yang disediakan bagi anak-anak. Tentu saja aneka permainan yang berhubungan dengan buku ada di situ. Jadi, orangtua bisa membawa anak-anak mereka untuk menikmati buku-buku bacaan anak-anak serta permainan-permainan yang disedikan dan ruangan yang khusus bagi anak.

Ruang anak
Ruang anak

  

Saya sebagai orang yang lewat sedikit dari usia muda, ikut senang. Tempat ini buka sekadar tempat baca, tapi juga jadi tempat kumpul. Tempat mencari informasi dan juga tempat ngadem serta bermain bagi anak-anak. 

Ruang baca lesehan di lantai 4/dok. pri
Ruang baca lesehan di lantai 4/dok. pri
       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun