Pada tanggal 19 Januari 2025, KKM Sidomulyo 165 menyelenggarakan kegiatan penyuluhan bertajuk "Ubah Minyak Jelantah Jadi Rupiah." Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan limbah minyak jelantah yang sering kali dibuang sembarangan. Kegiatan tersebut menyoroti cara mengubah minyak bekas menjadi produk bernilai ekonomi, seperti lilin ramah lingkungan, yang juga membantu mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang sering kali dianggap remeh. Dalam penyuluhan ini, narasumber menjelaskan bahwa minyak jelantah memiliki banyak risiko jika tidak dikelola dengan baik. Minyak yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air, menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Selain itu, jika digunakan berulang kali melebihi batas wajar, minyak ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti risiko penyakit jantung, obesitas, gangguan pencernaan, hingga kanker.
Faktor yang mempengaruhi kualitas minyak goreng juga dijelaskan, termasuk jenis minyak, suhu pemanasan, dan kondisi penyimpanan. Masyarakat diberi pemahaman bahwa minyak goreng sebaiknya digunakan maksimal tiga kali pemanasan, dengan sisa makanan yang disaring untuk memperpanjang penggunaannya. Namun, setelah batas penggunaan tersebut tercapai, minyak bekas tidak boleh dibuang begitu saja. Di sinilah konsep daur ulang memainkan peran penting.
Salah satu poin utama dari kegiatan ini adalah memperkenalkan potensi ekonomi dari minyak jelantah. Minyak bekas dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi, seperti biodiesel, sabun, dan lilin. Di antara semua produk tersebut, lilin dari minyak jelantah menjadi topik utama dalam penyuluhan. Narasumber menjelaskan bahwa bahan baku minyak jelantah sangat melimpah, terutama dari rumah tangga, restoran, dan usaha kuliner kecil. Dengan modal kecil, siapa pun bisa memulai usaha pembuatan lilin dari minyak bekas ini.
Selain mengurangi limbah, usaha ini juga memiliki pasar yang cukup luas. Lilin dari minyak jelantah banyak diminati karena ramah lingkungan dan memiliki harga jual yang kompetitif. Dengan harga minyak jelantah sekitar Rp2.000 hingga Rp5.000 per liter, produk lilin bisa dijual dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp50.000 per unit, tergantung pada desain dan kualitasnya. Hal ini menjadi peluang menarik bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan sambil berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Dalam sesi praktik, peserta diajak untuk langsung mencoba membuat lilin dari minyak jelantah. Prosesnya cukup sederhana, dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar rumah. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Penyaringan Minyak Jelantah: Minyak bekas disaring untuk menghilangkan sisa-sisa makanan atau kotoran.
Pencampuran dengan Lilin Parafin atau Bahan Pengikat: Minyak jelantah dicampur dengan lilin parafin atau bahan lain yang dapat mengikat minyak agar menghasilkan tekstur yang solid.
Penambahan Pewarna dan Pewangi: Pewarna dan aroma tambahan diberikan untuk membuat lilin lebih menarik.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!