Di dadanya, sudah nyenyak
Burung kenari
Aku diam-diam diam
Menuliskan puisi basi
Untuk perempuan itu
Yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi basahku
Sesekali, kulirik jam
Sudah berapa banyak waktu yang telah terbunuh?
Mungkin sebanyak para Penyair menghabiskan kopinya
Atau barangkali sebanyak aku membual?
Aku lupa burung kenari
Aku lupa dada siapa yang kutulis
Mungkin burung kenari itu aku
Mungkin dada yang ku tulis milik perempuan itu
Aku lupa lagi
Aku sedang nyenyak malam ini
Bersama perempuan itu
Bersama mimpi basahku
Subang, 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI