Mohon tunggu...
Homsah Artatiah
Homsah Artatiah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Konten Kreator

Hai, saya Homsah Artatiah. Bunda 5 anak dengan kesibukan mengurus rumah tangga dan menjadi konten kreator. Hobi saya foodphotography, memasak mencoba aneka resep baru kemudian bikin video tutorial memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Anggap Remeh Masalah Motorik Anak

9 April 2019   23:07 Diperbarui: 9 April 2019   23:25 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunda punya anak berapa dan usianya berapa tahun? Jika ananda sekarang sudah besar entah itu memasuki usia remaja atau mungkin sudah dewasa, apakah Bunda masih ingat dengan perkembangan motorik ananda mulai dari tengkurap, duduk, merangkak dan berdiri? Sekilas gerakan-gerakan di atas mungkin tampak sederhana di mata kita. Namun ternyata dari gerakan dasar tersebut sangat penting dan menjadi investasi kemampuan ananda di masa yang akan datang.

Tengkurap, duduk, merangkak, merupakan jenis kemampuan motorik pada anak. Kemampuan motorik tersebut ternyata tidak bisa dianggap remeh temeh. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berkonsultasi dengan seorang psikolog yang intinya mengatakan bahwa ketika ada keterlambatan masalah motorik atau bahkan ada satu proses sistem motorik yang tidak tuntas maka kedepannya bisa terjadi masalah pada ananda seperti masalah bicara, masalah belajar, bahkan emosinya.

Psikolog Ani Christina menuturkan bahwa masalah "motorik" ini merupakan sebuah sistem kerja tubuh manusia yang kompleks. Gerakan tubuh secara umum terjadi karena ada kerja organ reseptor atau penerima stimulus, kemudian masuk di sistem sensorik, lalu diproses oleh sistem motorik sehingga terjadilah gerakan pada organ.

Jadi Bunda, sebenarnya masalah motorik ini ada kaitannya dengan adanya stimulus/ rangsang. Jika ada yang berpendapat bahwa anak akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Maka jawabannya tidak selalu. Jaman saya kecil dulu saya terbiasa bermain di lapangan main engklek, gobak sodor, main tali, dan sebagainya. Aneka permainan jadul tersebut merupakan salahsatu bentuk stimulasi motorik, saat bermain anak-anak terbiasa menggerakkan anggota badannya, berdiri, jongkok, berlari, melompat, berjalan maju mundur, dan sebagainya. Sedangkan kids jaman now aneka permainan tersebut sudah mulai tergantikan dengan gadget, PS, dan lain-lain.

Contoh kemampuan motorik lainnya adalah mengunyah.  Kemampuan mengunyah makanan pada anak ternyata berpengaruh juga terhadap kemampuan bicara pada anak. Saya punya pengalaman pribadi terkait masalah tersebut.  Dulu saya telat memberikan MPASI pada si Bontot karena dia lebih suka mimi ASI. 

Saat mulai diberi MPASI di usia 6.5 bulan ternyata si Bontot  jarang mengunyah makanan, dia lebih suka ngemut makanan, agak sulit menelan dan ternyata efeknya si Bontot mengalami masalah bicara salahsatunya karena kemampuan oral motor di kecil kurang terlatih dengan baik. Alhamdulillah dengan diberikan nutrisi gizi seimbang dan beberapa stimulsi seperti sering diajak bicara, diajarkan meniup balon, dimotivasi untuk mengunyah makanan, minum menggunakan sedotan, latihan meniup lilin, dan sebagainya berdampak positif pada peningkatan kemampuan bicara pada ananda.

Jadi Bunda, yuk kita cek kemampuan motorik ananda, apakah ananda sudah tuntas motoriknya atau belum? Tidak ada kata terlambat dalam menstimulasi anak. Semoga anak - anak kita tumbuh tinggi dan kuat, cerdas dan kreatif, supel, mandiri, dan percaya diri. #mombassadorsgmeksplor #sgmeksplor #generasimaju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun