Mohon tunggu...
Arsy Macita
Arsy Macita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran

Seorang mahasiswa S1 Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran yang ingin berbagi tentang berbagai hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Ciri Khas Puisi Internasional dalam "Love Poems: Aku dan kamu" Karya Sapardi

29 Juni 2024   15:11 Diperbarui: 29 Juni 2024   15:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam buku kumpulan puisi terjemahan Sapardi Djoko Damono yang berjudul Love Poems: Aku dan Kamu berisi setidaknya puluhan puisi yang berasal dari berbagai negara dari berbagai periode. Buku ini terdiri dari empat bagian yang mana setiap bagian memiliki beberapa kesamaan. Dimulai dari bagian pertama yang berisi puisi-puisi yang tidak diketahui siapa penulisnya. 

Bagian kedua yang diisi oleh puisi-puisi dari asia yang sudah diketahui siapa penulisnya. Bagian ketiga yang berisi puisi-puisi dari Rusia dan beberapa negara di Eropa, dan bagian keempat berisi Haiku atau puisi pendek dari Jepang.

Tidak hanya menceritakan tentang kebahagiaan akan cinta, puisi-puisi dalam buku ini juga mengangkat tentang rasa rindu, sakit, kesengsaraan, serta penantian yang disebabkan oleh cinta itu sendiri. 

Puisi-puisi di dalam buku ini pun memiliki beberapa ciri yang khas. Ini dapat dilihat dari bagaimana puisi disajikan, mulai dari penggunaan analogi, penggunaan kata, dan makna serta tujuan dari puisi-puisi di dalam buku tersebut. Ciri khas ini pun tidak muncull secara sembarang dan dapat dikelompokan berdasarkan negara asal.

Puisi-puisi dari Jepang misalnya. hanya dengan melihat secara sekilas struktur puisi-puisinya dapat langsung terlihat bahwa puisi-puisi dari jepang  biasanya sangat pendek. Puisi-puisi ini biasanya hanya terdiri atas satu hingga dua bait dan setiap baitnya memiliki baris tidak lebih dari empat baris. 

Kemudian ada puisi-puisi dari India yang seringkali menggunakan majas simile dan metafora. Hal ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan citra dalam puisi. Penggunaan nomina dalam majas pun tidak sembarang. Penulis-penulisnya lebih sering menggunakan nama flora dan fauna.

Jika dibandingkan dengan puisi-puisi dari Asia, puisi-puisi dari Rusia dan Eropa tidak menggunakan bahasa yang terlalu sulit untuk dimengerti. Bahasa-bahasa yang dipakai merupakan bahasa sehari-hari --seperti sedang berbicara--. Isi dari puisi-puisinya pun lebih sering disajikan seperti sebuah cerita, mendeskripsikan perasaan seseorang secara gamblang.

Setelah membaca dan mengkaji buku kumpulan puisi terjemahan oleh Sapardi ini, dapat diketahui bahwa buku ini tidak hanya akan menjadi buku kumpulan puisi. Tetapi dari buku ini dapat ditemukan perbedaan serta kesamaan puisi-puisi yang berasal dari berbagai belahan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun