Aku adalah sejarah menjadi kerinduan bagi jiwa jiwa yang menanti. Â Jiwa jiwa yang menempatkan aku pada tempat paling tinggi sesudah nasi.
Aku adalah sejarah sahabat para sufi dan guru tauladan bumi.
 Heran…! Kau bungkus tubuh sejarah ku sebagai komuditas seni, lalu dia dicampakan sebagai air seni.
Aku yang merindu masa lalu sebagai sebuah lukisan sejarah,
 tak perduli hitam atau putih, namun sangat utuh.
Bagi Ku sejarah itu mengalir dari hulu hulu sungai yang jernih.
 Lalu kenapa dia terdampar di meja meja redaksi, di ruang ruang diskusi hingga menjadi Air Liur Basi para pemimpi.
 Bibir Musi,18417
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI