Mohon tunggu...
Arsyad Salam
Arsyad Salam Mohon Tunggu... -

http://arsyadsalam.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Agar Kita Tak Hilang dari Sejarah

5 Juli 2011   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13098662571786747452

Pram dan Dunianya, Menulis untuk Keabadian

Sebaris kalimat sayatemukan dalam sebuah buku berformat Pdf di google. Bunyinya begini :

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Kalimat itu diucapkan oleh Pramoedya Ananta Toer, sastrawan terkemuka Indonesia yang sangat fenomenal itu. Pramoedya menulisnyasaat berada di pembuangan tahanan politik di Pulau Buru.

Kita tahu alangkah tepatnya kalimat itu. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Pram dan kita semua suatu saat akan tinggal kenangan.Agar kenangan bisa bernafas panjangdan awet tentu harus dibingkai oleh sebuah pigurayang tidak mudah hilang jejaknya dalam sejarah manusia.

Sokrates ahli filsafat Yunani yang mirip gelandangan sinting itu namanya abadi hingga kini. Padahal tidak satupun buah pikirannya dituangkannya sendiri melalui tulisan atau buku.Sokrates tidak menulis. Dalam hal ini Sokrates barangkali harus berterima kasih pada muridnya Plato. Platolah yang menulis seluruh isi kepala Sokrates hinggasang guru ditasbihkan sebagai bapak filsafat barat pertama.

Menulis.

Kata yang sederhana sebenarnya. Namun tidak mudah melakukannya. Arswendo Atmowiloto pernah mengatakan bahwamenulis sebenarnya tidak sulit tapi sangat sulit. Tapi siapa yang mau percaya Arswendo? Siapa pula yang mau percaya kalau menulis adalah satu satunya cara untuk dikenang sejarah.

Pramoedya barangkali memang sedikit sarkasme. Tapi bagaimanapun adalah hak dia untuk melihat sisi lain dengan kacamatanya sendiri bahwa menulis memang kerja untuk keabadian. Meksi agak sedikit subyektif lantaran Pram mungkin menganggap kalau menulis adalah satu-satunya cara.

Tapi apapun dalilnya, suara Pram memang begitulah adanya . Menulis adalah hidup mati Pram. Itulah dunianya.Tentu tak salah bila untuk membuat nama dikenang sejarah salah satu caranya adalah dengan menulis.

Pram, kita semua, rakyat.. hanya akan dikenang jika ada yang memang betul-betul layak untuk dikenang. Dan salah satunya melalui kalimat yang pernah kita goreskan pada secarik kertas. Suatu ketika goresan itu mungkin akan menjadi lentera yang akan memandu orang lain saat meniti jalan kehidupan.

Begitulah…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun