Bismillahirrahmanirrahiem....
Terbangunlah umat Islam, mereka tak sudi, Rasulullah disinisi, dihardik dan dihinadinakan. Tersinggunglah umat ini, Junjungannya direndahkan, Bagindanya dileceh-lecehkan dengan tayangan visualisasi sebuah film. Bergejolaklah aroma dehumanisasi, panggung permusuhan terhiasi gaya sudut-menyudutkan, gendang bunuh-bunuhan seakan tertabuh di depan kornea mata.
[caption id="attachment_212272" align="aligncenter" width="300" caption="shadowness.com"][/caption]
Pekik protes meringkik sudah, raungan demonstrasi membahana, gelora fanatisme dihidupkan. Berenergi, berpacuan. Umat Islam -saya, Anda, kami dan mereka- didera rasa nista sehebat-hebatnya. Tiada kuterima perlakuan ini, kutakrela diknock-out dengan cara yang tak humanis ini.
* * *
Untaian kata demi kata di atas, terlahir murni dari ruang batinku. Kupuaskan 'bernyanyi pilu' atas penghinaan Rasul-ku, Nabiku, Junjungan-ku. Lantas, kuberjalan pelan-pelan, duduk tafakkur sembari menabur tanya: 'Pantaskah kuemosi sedahsyat ini?". Tiada jawab atas tanyaku. Berlaksa hening mengapung, bersambangan dan menggelayut.
Lantas lagi, kutelisik diriku dengan luapan kesadaran: "Siapakah Rasulullah?". Tanya yang telah lama terjawab. Dialah seorang nabi, Pembawa salah satu 'Agama Langit' bersandar pada eloknya tuturan Kalam Ilahi. Di sana tertera jelas dan seterang-terangnya: Sholatlah engkau..!, Puasalah engkau..!, Zakatlah engkau..!, Muamalah engkau..!.
Segala ini adalah instruksi, high recommended, wajib-mesti-harus...! Jangan lecehkan perintah Allah yang telah susah payah diikrarkan Muhammad. Bolehkah kuberkata, siapa yang tak menjalankan 'wasiat-wasiat' Al-Furqan, sesungguhnya ia sedang menantang Allah, melecehkan perjuangan Rasul..?. Lalu, bagaimana dengan aku, aku yang kerap lalaikan sholat, aku yang kerap alpa bersedekah, aku yang mengharamkan yang halal, menghalalkan yang haram?. Bukankah aku ini telah melecehkan Sang Nabi?.
Kutiada perlu memandang nun jauh di luar sana atas sekelompok manusia yang memburuk-burukkan Rasulullah. Kuberkaca dalam diriku, sesungguhnya aku telah 'menghina' Rasulku dengan membiarkan perintah-perintahNya berlalu begitu saja, tanpa kuindahkan, tanpa kupenuhi. Bahkan kutelantarkan Kitab Suciku, tertimbun debu, jarang tertengok-tengok, apatah lagi mewujudkannya dalam laku, nafas dan hidupku^^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H