Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sakit Kepala

4 Februari 2014   18:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13915143821697161575

[caption id="attachment_320388" align="aligncenter" width="300" caption="hazhzhy.wordpress.com"][/caption] Pak Dokter, saya capek hadapi penyakit istriku ini. Sakit kepala kok dadakan, dan saya bujuk sakit kepalanya dengan obat yang dokter resepkan. Tapi kok gak sembuh-sembuh. Itu tutur seorang suami kepada dokter. Istri tak mau kalah, iya nih dok, saya juga bingung hadapi suamiku. Lehernya sering tegang, tensinya sering naik. Saya juga sudah beri obat yang dokter racikkan tapi tak pulih-pulih. Balas istrinya.

Dokterpun memeriksa kedua pasangan suami istri ini. Diagnosa keduanya menunjukkan perbedaan, sang suami migrain, sang istri sakit kepala primer. Ah, saya juga gak ngerti apa maksud istilah dokter ini. Kuhanya tahu bahwa kedua sejoli ini menderita sakit kepala. Ini memang penyakit rakyat, pun penyakit pemerintah bahkan para tokoh agama.

Keduanya pun diberi terapi dan disertai racikan obat farmatif. Pulanglah mereka ke rumahnya, obatpun dibawa serta. Kedua manusia ini benar-benar disiplin berobat, 3x1 dan ada juga obat paten dosis tinggi, 1x1. Saking mujarabnya obat yang satu ini dari sisi kefarmasian hingga dilabeli Huruf K berwarna merah di kemasannya. Berhari-hari sakit kepala itu, kadang pergi, tapi datang lagi. Mereka tak puas, dan mereka kembali komplen dokter: "Dok, maaf. Kok sakit kepala kami tak sembuh-sembuh?". Dokter spesialis neuro itu malah jadi bingung, sejadi-jadinya. "Dua puluh tahun, saya jadi dokter spesialis di kota ini. Barusan saya hadapi sakit kepala massal seperti ini, anehmya karena mereka suami-istri, apa faktor genetik yah", gumam dokter itu walau hanya dalam hati.

"Begini saja bapak-ibu, saya akan bantu bapak-ibu. Saya akan kirim tim medis sekalian melakukan penelitian terhadap bapak-ibu. Tim medis ini akan saya tugasi selama satu bulan. Saya lakukan ini demi perkembangan ilmu kedokteran, saya trauma dengan penyakit pasienku yang tak sembuh-sembuh seperti Anda berdua. Dan, maaf. Saya sangat berat menjadikan bapak-ibu sebagai subyek dan obyek riset. Tapi saya mohon agar bapak-ibu bersedia demi kemajuan ilmu kedokteran kita, dan tentu demi kebaikan dan kesembuhan bapak-ibu"

***

Mereka mengangguki, dan esok harinya, tim peneliti mulai bekerja. Tim peneliti ini hanya meminta satu hal kepada pasutri ini, jika salah seorang dari kalian tiba-tiba sakit kepala, jangan tunda-tunda, langsung sampaikan kepada kami. Pasutri itu lagi-lagi mengiyakan. Sepekan penelitan itu sudah berjalan, pasutri itu baru sekali mengalami sakit kepala dan melaporkannya ke tim peneliti. Sebulan, ah suami istri itu rajin sakit kepala. Dan cukuplah waktu untuk peneliti ini, mengetahui penyebab sakit kepala kedua pasangan ini.

Tim itu sudah menyerahkan hasil penelitiannya kepada sang dokter yang juga atasannya. Dan dokter ini akan menyampaikan hasil penelitian itu jika kedua pasutri itu datang berobat.

Benar saja, tiga hari kemudian, kedua pasangan itu datang di tempat praktik sang dokter. Keduanya dipersilakan masuk, mereka nampak migrain sekali, sakit kepala primer banget, sampai kelihatan pucat. Dokter berucap:

"Saya mengirim mobil baru di rumah tetanggamu yang hanya seorang tukang ojek. Saya berharap mobil itu dapat berguna. Tukang ojek itu bisa pakai antar anak istrinya agar tak panas-panasan di teriknya matahari dan tak basah-basahan di musim hujan".

"Jadi mobil itu milik pak dokter?".

"Iya itu mobilku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun