Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Takdir di Ujung Jemari

12 April 2016   18:39 Diperbarui: 7 Maret 2017   12:00 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ikhaa.blogspot.com"][/caption]

Kutatapi pohon di telapak tanah merah
Pohon berwajah dua
Satunya merimbun
Satunya meranggas

Yang rimbun-rimbun dipeluk air
Daun-daunnya berbasahan lembut
Yang ranggas-ranggas dijauhi bayu
Ranting-ranting merapuh dan berpatahan

Kutatap juga dua penulis
Penulis dua wajah
Satunya rimbun-rimbun
Satunya lagi layu-layu

Adapun penulis rimbun
Kuraba hatinya bersenyawa air
Adapun penulis layu
Tak kutemukan apa-apa di sukmanya

Barangkali saja matahari dijauhkan
Supaya penulis tiada terbakar hatinya
Begitupun hujan miliki alasan untuk turun
Jua untuk rimbunkan hati penulis

Dari kiloan perjalanan penulis
Kutapaki takdir di ujung jemarinya
Selalunya dua suratan
;Tersungkur atau berdiri
Karena jarinya sendiri

Bernasehatlah  pepohonan:
Tak perlu menulis bila mengundang mati
Lantaran sedahulunya penulis mati berkali-kali
Sebelum kematian sesungguhnya

Tetapi ada-ada sajalah penulis
Hendak mengulang kematiannya
Dengan berpena darah bertinta kesumat
Sekam merapi tak lepas-lepas dari genggam

-------------
Makassar, 12 April 2012
@m_armand kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun