Perahu Mandar di arung samudera
di tujuh penumpang menawar luka
cumalah ombak singgah membeliÂ
Perahu layar di arung kehidupan
para berlayar siagalah pada hukum laut
pada ragam arus cobaan
jua gelombang persoalanÂ
Datang se-paketlah manusia lain
menawar dan jualan kata
kepada sang terdera pilu-sedih-luka-sayat-mengerang
Silsilah kata itu tak dipajang di ruang tamu
jua tiada dikenali siapa moyang kata
dan siapa cicitnya
Turunan kata itu dirangkai-rangkai
misal; tabahlah, sabarlah, tahanlah, pasrahkan,
ikhlaskan, rela-rela
Jualan kata dari silsilah kuno itu
langka dibeli orang
Yang umum ialah dilarikan ke rumah kelap-kelip
bersegera ke keramaian ber-aroma lena se-jeda
ataukah gumulan gemerlap malam fana
bukan rumah ibadah
bukan pula rumah kitab suci
mewujudlah tandus
akh....
-----------------------
Makassar, Â 8 Maret 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H