Sejak jemariku kuasa menyemai huruf
Kubatiklah batinku
Kuhampar-hamparkan
Sesampai mewujud amanat
Begitulah sanubari
Rindu celah
Untuk disalur
Untuk disadur
Sabarlah sang jiwa
Hakmu untuk disalur
Hakmu untuk disadur
Wajibku untuk menjuruskanmu
Kubuai engkau sang batin
Kubatik engkau menjadi lukisan jiwa
Menjadilah tulisan sukma
Mengharap diakhiri
Usai tulisanku kuakhiri
Maka tidurlah kembali wahai sang jiwa
Asaku tenangmu disemogakan
Sesampai engkau terjaga di subuh itu
Lalu kutulis lagi
Semoga kata-kata itu sedia sehat
Tak sakit dan patah kata di jalanan
Nantinya
Akulah penulis dan tulisan jiwaku
Ibarat orang saling merindu
Selalu ingin menyambangi
Tegur dan sapaan
Kini masuk di bait lagi
Sedang berjalan ke sana
Pada kata tak bertepi
Tiada berujung
Selaku penulis batin
Kumengenal kata rintih
Namunnya...
Kutiada mengenal kata letih
--------------
Makassar, 30 September 2016
@m_armand fiksianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H