Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemuda dan Masa Lalunya

28 Juni 2016   13:26 Diperbarui: 28 Juni 2016   13:45 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
daerah.sindonews.com

Kududuklah di kursi berkaki kayu
Di kolong rumah adat di tengah kota
Seekor nyamuk hendak isap darahku
Kurelakan saja!

Kusaksi dari dua puluh meteran
'Seekor' anak muda hendak mencuri celana di jemuran
Nampak ia tak melihatku
Tangan kirinya meraih celana hitam itu

Sekiranya ia sedang na'as
Karena tiga anak tua memergokinya
Dipukulilah pencuri itu bertubi-tubi
Semenit wajah pencuri itu benjol jua

Pencuri itu minta ampun
Beralasan sedang mabuk berat
Tiga anak tua itu membentak
Jika kami juga pernah muda

Soal minum soal umum
Sambil mengurut nama-nama minuman
Tiga mantan anak muda itu
Berucap bangga dan meminderkan si pencuri

Lusanya lagi kududuk di kursi yang sama
Kusaksi lagi pencuri yang berbeda orang
Dua mantan anak muda memegang kuat lengan si pencuri
Berucaplah mereka jikalau kami pernah muda juga
Tetapi tak begini cara menghabiskan masa muda

........
Jadi pada masa tua nanti atau di kini
Kita memilih ucapan apa?
Terpulanglah ke masa muda kita, bukan?
Akh.....

------------------
Makassar, 28 Juni 2016
@m_armand fiksianer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun