Di atas bahu lelaki
Ia harap sinar cinta lamban meredup
Musabab lelahnya mengalah
Sesampai terjerembab, cium kaki-tangan
Yang tertuai hanyalah ritmik pongah
Dari sang kekasih-nya
Angan menggalah  cinta di gemintang
Yang terpukat cumalah onak-duri
Perih tertusuk-berdarah
Itu tamsilan luka di atas mimpi
Tiada perlu dirintih-rintih
Karena segala itu adalah liukannya
Andai cinta dapat dilungsur
Seketika!
Karena penatnya
'Kan ia jewantah! Rupakan!
Bahu lelaki mengangkat tanya
Pada langit-lautan-gunung-ngarai
Mengapa didentum duka, disayat luka?
Semua membisu!
Tiada pahamkah lelaki itu?
Kalau cinta bertumpuk tanya!
Kalau asmara berlaksa nukilan!
Kerontang jawab!
Jadi, jangan ajukan ragam tanya
Karena perkara cinta bukanlah tanya-jawab
Lerengi saja!
Yang demikian itu, ialah dalilnya!
------------------ ilustrasi: tulusdariuluhatihani.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H