Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Buntu Menulis? Ini Obatnya!

12 Desember 2014   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14195537681106664495

[caption id="attachment_386036" align="aligncenter" width="300" caption="teachadvisor"][/caption]

BUNTU menulis, itu hal jamak, biasa dan manusiawi. Buntu menulis, pun 'keajaiban'. Buntu itu penyakit siluman, harus paham jenis-jenis obatnya. Buntu itu banyak mengerem, minim gerakan pedal gas. Lajunya tersendat!

Kita punya otak, kita mampu telisik apa gerangan yang membuat kita tersendat menulis? Alasan populer hingga manusia stagnan menulis adalah MALAS AJA. Malas itu sugesti, diperturutkan akan semakin menguatlah rasa malas itu, bak monster yang setia mengalahkan Anda, mengamvaskan dan Anda tidak bangun-bangun. Sulit siuman!

Catatan: beberapa penulis tetap menikmatinya. Ini hal kurang kondusif, tak positif dan memerlama diri larut dalam kemalasan. Dan, itu pilihan. Pilihan mematikan kreatifitas!

***

Saya cumalah ingin ber-sharing, inipun menganut pada empirikku, tuturan pengalaman diri. Bahwa, tiada penyakit menulis yang tak dapat diobati. Perkara sembuh atau tidak, itu deretan ke-18, urusan nanti dan klausul belakangan. Kita berproses saja, menjinakkan penyakit dan mencoba merayunya dengan beragam obat.

Obat Ragu

Ragu itu transisi, antara maju atau mundur. Ini fase penentuan nasib tulisan kita. Ragu beda tipis dengan tak percaya diri. Ragu itu secuil optimisme, tak percaya diri itu sebongkah pesimistik. Obatnya, ragu boleh, nulis tetap harus ON. Yakini, semua manusia sederajat dalam kemampuan berpikir, berperasaan, bersikap dan bersaksi dalam zona tulis-menulis. Ide kita sama banyaknya -ini karunia Tuhan tiada ujung-yang membedakan hanyalah keberanian. Ragu itu rasa takut, rasa itu hanya bisa dibasmi oleh sekumpulan keberanian. Jadi obat ragu adalah keberanian. Walau Anda cerdas, memiliki wawasan luas. Tiada artinya tanpa keberanian. Analogi: sekalipun Anda pegang pistol, pelatuknya takkan pernah terkokang bila Anda penakut. Berani itu NYALI.

Obat Lesu

Menulis itu, ibarat anatomi tubuh, bisa juga lesu. Kenapa lesu? Karena kurang unsur-unsur hara, minim nutrisi dan intake makanan. Anda mendapati diri lesu dalam menulis. Saya segera buatkan resep, konsumsi banyak informasi, minum jamu diskusi, absorbsi beragam kejadian, dan tuliskan dalam pikiran. Himpun pengamatan itu, lalu hubung-hubungkan. Selain itu, banyak mendengar adalah jalan baik untuk menerima nutrisi kabar, cerita atau berita. Banyak bicara, kadang jadi boomerang. Kata tetanggaku, banyak bicara biasanya pikiran terkurangi-melemah-non aktif!

Obat Bombastis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun