Bila tulisanku tak HL
Kumasih bisa TA atau FA
Alhamdulillah
Bila artikelku tak TA atau FA
Kumasih mampu High Light
Alhamdulillah
Bila postinganku tak High Light
Kumasih bisa TER...TER...
Alhamdulillah
Bila tak TER...TER...
Kumasih sanggup nangkring di Artikel Terbaru
Alhamdulillah
Bila kutak bisa menulis
Kumasih bisa membaca artikel-artikel di Kompasiana
Alhamdulillah
Bila kutak mampu membaca artikel di Kompasiana
Kumasih bisa ingat-ingat Kompasiana
Alhamdulillah
----0o0----
SENYATA itulah syukurku pada Ilahi, serupa itu pulalah ikhtiar-ikhlasku. Izinkanlah hati ini setia dalam kerendahannya, tepi-pinggirkan aroma angkuh dan crazy. Allah jua pranalaku, sumber motif, acuan pratama, saat hendak layangkan tulisan-tulisan. IA-lah magma qalam dan referent-OR-ku. Kusangat takut kufur nikmat, musabab ingkari pemberian Ilahi, kutakut pedihnya azab; Inna Azabi La Syadid. Berikutnya, riya' tak riya', alamak...wall-nya sungguh tipis, saat menulis di Kompasiana. Ancaman riya' itu terlalu kokoh, tak mudah merobohkannya di sanubari ini.
[caption id="attachment_386114" align="aligncenter" width="300" caption="sumber gambar: history1978.wordpress.com"][/caption]
Syukur-Ikhlas dalam Gelisah
Ya, sengsara mesti kusyukuri. Sebab, kerap bila tak menulis-nulis, jiwaku terhimpit, rasa merana, kosong dus sengsara. Sekonyong-konyong hadir bisikan: "Hayooo.....tuliskanlah..berbagilah kebaikan kepada sesamamu!". Akh,.. hadir kata 'kebaikan' dan 'berbagi'. Maka koneklah dengan ini: "Bertolong-tolonganlah dalam kebaikan...!". Selengkapnya firman Allah itu disematkan di Al-Maidah; 2: "Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan kecerobohan".