Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ahok dan Pelacuran

27 April 2015   22:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14301647561250610734

Pelacuran itu, senyatanya anti-sosial! Penulis tak serta-merta: Setuju atau Menolak akan wacana Ahok untuk melegalkan prostitusi, bersertifikat dan dibangunkan apartemen, demi memudahkan kendali. Seluk-beluk pelacuran, penulis sudah cukup 'wawasan' akan dua perputaran dahsyat: Uang dan Penyakit! Bahkan pajak/restribusi dari industri seks, bisa saja menjadi pemasok akan gaji PNS-ku, tiap bulannya. Penulis 'bersyukur' punya pemimpin yang amat tanggap terhadap geliat sosial prostitusi. Ahok berani berwacana, sedang yang lain tak takut menjegal ide Gubernur DKI Jakarta itu.

Fakta! Ini bukan fakta kuantitatif yang memaparkan angka-angka pelacuran, tetapi fakta bahwa prostitusi adalah bahasa halus dari pelacuran, pelacuran adalah perdagangan manusia terselubung, penjajahan seksual, kapitalisme erotik, dan terkerangkengnya kesehatan reproduksi -mestinya aman dan bertanggungjawab- kepada pelanggan, PSK, dan publik. Bahasa apa lagi yang harus ditenun untuk kasus pelacuran bahwa iklim kemanusiaan itu, memanglah telah merusak tatanan keperempuanan dan kemanusian, secara holistik!

Dunia maya telah turut berkontribusi atas menggelembungnya transaksi seksual, tapi keliru juga bila menyudutkan dunia maya. Penggunanyalah yang kreatif memanfaatkan segala media/fasilitas. Itu faktanya! Lalu, Mensos sindir Ahok, penulis tiada bermaksud membentur-benturkan mensos, Ibu Khofifah Indar Parawansa dengan Gubernur Jakarta itu, namun penulis memandangnya bahwa sang mensos itu perempuan cerdas, penulis sayangkan bila beliau cumalah 'cerdas' mencibiri ide orang lain (Ahok, red). Sesungguhnya, ini urusan vital seorang menteri sosial, di mana problematika pelacuran itu sendiri adalah persoalan real-social.

Jika demikian, mari kita tetap berwacana, sedang dampak sosial-kematian-tekanan psikologik sudah kian pesat membelukar. Begitu-begitu Ahok, ia tetaplah berpikir maju. Melempar wacana kiri-kanan dengan maksud mendapat respon dan solusi. Silakan kontra dengan Ahok, tetapi sumbang juga dong tawaran alternatif!

[caption id="attachment_413163" align="aligncenter" width="300" caption="forum.kompas.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun