Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Siapa yang Ditangisi, Neya

3 Januari 2019   09:33 Diperbarui: 4 Januari 2019   19:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi: Ryoka Neya www.asianwiki.com

Pesannya, masuk!
sungguh kutak membaca apa-apa,
kecuali merabai jiwanya.

Seperti seorang pelukis,
kubukan melukis rupa-rambut-dagunya.
Sungguh aku melukis se-isi jiwa Neya,
kekasihku-cairan hatiku.

Seperti pekerjaan,
dimulai tak selesai-selesai.
Begitupun cintaku padanya,
berpangkal-tak berujung.

Di senja itu,
Neya melenggang menujuku.
Sungguh aku telah memeluknya,
sebelum tibanya ke aku.

Dan, pada bibir mungil, itu!
terima kasihku padanya; untuknya
...penerjemah hatinya
padaku

Sebentar saja, Neya sembab,
di pelukanku.

Siapa yang ditangisi, Neya?
Sungguhlah bukan aku; kekasihnya.
Ia tangisi tibanya pisah, kelak!
Tiba yang tak dimaui.

Menangis
Me-lara

------------
Makassar, 3 Januari 2019
@m_armand fiksianer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun