Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dan, Bendera Tauhid Itu Tersungkur

6 November 2018   18:59 Diperbarui: 6 Desember 2018   15:34 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, Kompasianer bertanya-tanya (mungkin?): "Anda ikut demonstrasi?". Oh maaf, ini hanya kebenaran/kebetulan belaka. Aku dalam pusaran kemacetan di sekitar Thamrin-Kebon Sirih dan sekitarnya. Oh maaf sekali, aku ke ibukota lantaran tiket untuk hadir di Kompasianival 2018 sudah kugenggam.

Sayangnya, temu blogger itu dimundurkan ke Desember. Itupun kalau aku tak salah. Kata istriku: "Kalau tak salah, kemungkinan papa benar".. Hahaha...! Pastinya: delay Kompasianival, toh pekan lalu itu, ada tujuan lainku ke ibukota (dikti) yang juga subtantif-penting dan perlu.  Tiada salah pengelola Kompasianival 2018, dan semua akan baik-baik saja. Insya Allah. 

***

Menoleh lagi di aksi di sekitar kolam bundar itu, jelang ashar, aksi terjeda. Dan, dengan berlelucon, seorang habib di atas mobil bermimbar itu berseru: "Saudara-saudara kita segera sholat ashar, silakan berwudhu. Air kolam itu juga bisa dipakai". Peserta demo ngguyuh! Dan, akupun sempat bergabung sebagai makmum di sholat wajib bagi umat Islam itu.

Berikutnya, kutak berharap ada yang mem-persepsi-kan jikalau judul artikel ini dalam aroma bombastis. Gak! Itu yang kulihat, di depanku. Bendera itu tersungkur. Dan seorang ibu agak marah-kesal pada anaknya yang bermain-main dengan bendera itu, hingga terlepas dan jatuh ke tanah/aspal.

Selanjutnya, lahir naluri antropologiku bahwa menyertakan anak-anak dalam aksi-aksi apa saja, karena itu aksi orang dewasa. Anak-anak kita turut berterik-terik, kadang teriak dengan lengkingan khas anak kecil, selamanya kurang etis. Itu budaya buruk tapi tak negatif.

Lantaran buruk dan negatif berbeda makna dalam kuliah-kuliah antropologi. Karena, bisa jadi orang-orang tua membawa anak-anaknya ke zona demonstrasi untuk sebuah 'pembelajaran dini' akan arti-arti Islam dalam segala makna-makna, lambang, harkat dan kultur.

----------

Makassar, 6 November 2018
Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun