Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Sukma yang Terapung

23 Juli 2018   19:21 Diperbarui: 23 Juli 2018   20:45 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: viajesdelcorazon.net

Tanyaku digerek tanya
Tentang cinta dan rindu-rindu
Sungguhkah engkau mencintaiku?

Jika tiada cinta, manalah kaki-kakiku sekokoh begini
Merupa tumpuan beratnya rindu
Tahankan seluruh ruang rasa

Balasmu itu membilas raguku
Padamu se-sekian jeda waktu
Se-sekian hari, se-sekian malam
Se-sekian lama

Di perjalanan rinduku ini padamu
Kutengok marka dera-siksa-himpit
Di tepi bahu-bahu jalanan
Harusnya engkau tahu itu!

Sempatmu di suatu kala, ajukan tanya:
"Di manakah ujung cinta kita ini?"
Sempitnya jiwaku mendengarnya, karena:
"Kutak mau cinta ini berujung!"

Sempatmu lagi berucap:
"Tak habis kata-kata mengungkap rindu ini"
Kubelah ucapanmu:
"Kata itu telah lama habis, rindu inilah tak pernah habis"

Dan, engkau dalam tunduk
Di disapa gugup
Di sukma yang terapung
Karenaku
----------
Makassar, 23 Juli 2018
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun