Engkau berkata hidupmu sendiri
Lalu kau pandang apa bayangmu?
Yang mengiringmu di tiap tikung dan kelokmu
Di saban-saban antara senang-susahmu
Pada tapak kakimu yang berjalan itu
Ditemani oleh sewujud bayang
Sekian lama sudah
Belum dihinggap pahamkah engkau?
Lalu engkau bicara soalan hati
Kukatakan padamu; hati dan jalan
Serupa dua kawan
Dilintasi oleh manusia baik dan tak baik
Dan pada orang yang dilancarkan jalannya
Abai-abai ucapkan terima kasih kepada jalan
Ia belumlah mengerti akan tulisan tersibak
"Selamat Jalan"
Dan pada yang terluka di jalan
Ia butuh apa arti hati-hati
Dan pada orang yang terluka di hati
Sungguhlah luka itu telah lama tercipta
Dan kusedang di tikungan luka itu
Dibangunkan oleh tubuhku-nyawaku-bayangku
Bukti jalanku tiada kenal jeda
Karena kutak pernah sendiri
Ada bayangmu
Kala kukecup keningmu
Di silam
Tak terlupakan
---------------
Makassar, 24 Desember 2017
@m_armand fiksianerÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H