Diam-diamku, kusanjung cantikmu
Kau di ujung pintu itu. Ya anggunlah
Kuteruskan senyapku; aku suka kau
Di semula sejak lama sekali
Terundang ragu; Aku ini siapamu?
Aku 'kan bersumpah, aku 'kan berjanji
Kutetap di diam, lalu di senyapku
Oleh palung rasaku, membungkus cinta
Karena... Aku siapamu?
Tak lengahku di kemilau langit jingga
Aku urai rambut kilaumu
Aku telah merasa kau milikku, tapi
Aku ini siapamu?
Kusudahi jumpa ini
Yang tak kita impi. Kupamit
Izinmu kunanti, kau melalang tanya:
Bolehkah kaki ini beranjak?
Seluruh lara ialah milikku, keluhku
Kau lirih di tatapmu
Lalu engkau mengadu (ini soalan berjuntrung)
Tentang salahnya sebuah irama
Di tiap tualang waktu
Engkau bersembah tanya; lagi di mana!
Lalu engkau menyeruak; dengar laraku!
Kumesti sedih dengan yang curahan ini
Lelah juga engkau atas tanyaku
Aku siapamu?
Dan lelahku tamat
Lembutmu berujar:
Aku ini lentera duniamu
Irisan hatimu
Teranglah:
Aku siapamu?
Aku punyamu
Rianglah hati ini... Sudah
-----------
Makassar, 08 Oktober 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H