Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Silsilah Kata Tak Terbeli

8 Maret 2017   14:34 Diperbarui: 8 Maret 2017   14:38 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bukansekedarkata.blogspot.com

Perahu Mandar di arung samudera
di tujuh penumpang menawar luka
cumalah ombak singgah membeli 

Perahu layar di arung kehidupan
para berlayar siagalah pada hukum laut
pada ragam arus cobaan
jua gelombang persoalan 

Datang se-paketlah manusia lain
menawar dan jualan kata
kepada sang terdera pilu-sedih-luka-sayat-mengerang

Silsilah kata itu tak dipajang di ruang tamu
jua tiada dikenali siapa moyang kata
dan siapa cicitnya

Turunan kata itu dirangkai-rangkai
misal; tabahlah, sabarlah, tahanlah, pasrahkan,
ikhlaskan, rela-rela

Jualan kata dari silsilah kuno itu
langka dibeli orang

Yang umum ialah dilarikan ke rumah kelap-kelip
bersegera ke keramaian ber-aroma lena se-jeda
ataukah gumulan gemerlap malam fana

bukan rumah ibadah
bukan pula rumah kitab suci

mewujudlah tandus
akh....

-----------------------
Makassar,  8 Maret 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun