Sorenya itu aku bertemu awan itu
Ada gulungan doa hendak kusampaikan pada awan
Berharap sungguh mengalun syahdu
Pada Jakarta kota ibu, kota panutan
Benar saja
Di ibadah magribku
Kubahagia kutunai doa itu
Untukmu Jakartaku
Usainya kurenung-renung
Di orbit tanya: "Apa Jakarta sehat-sehat saja?"
Setelahnya, kuterdiam
Di tegunku
Lalu kutengok sajadah di masjid
Di ruang ibadah nan suci
Toh sajadah itu, tertengger debu
Jua noda
Kungaraikan lagi ingatanku di silam itu
Di sebuah rumah nista-kelam-pekat
Kudengar penghuninya buka jendela
Toh ia tetap dalam harapnya; cahaya menembus-melantai
Jadi soalan suci dan pekat
Wujud lurus ataukah tak lurus
Allah Yang Maha Penilai
Atas segala lakon manusia
Baik-baiklah Jakartaku
Di malam ini dan esok hari
Selamanya
Abadi
---------------------------------------
Makassar, 14 Februari 2017
@m_armand fiksianer