Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Biarkan Doa Bertarung di Langit

5 Februari 2017   18:45 Diperbarui: 6 Februari 2017   03:54 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Muhammad Armand

Pada jaring-jaring batin membalutkan dirinya
Yang diperjumpakan dalam temali cinta
Bila tak bersengaja ataukah bersengaja atas rintang putus
Maka, berpisah pula, jawaban pengakhir

Soalan ini bukan siapa yang ditinggalkan
Atau siapa yang pergi
Ini perkara-perkara hati
Perihal-perihal tak sederhana nan rumit

Kita tak berbincang soal sabar di sini
Kita telah lama tinggalkan alamat sabar itu
Kita berada di sini untuk menyerahkan kepala
Menyerah pada waktu, jua jarak

Sedang tiada bisa kita amanahkan pada gunung
Yang sementara sekali kupandangi itu
Di pengembaraanku ini
Karenamu cantik

Lalu kita menunjuk satu kalimat
"Biarkan doa bertarung di langit"
Tidak masalah doa itu
Untuk jasadku ataukah jasadmu

Sekuasa tangan saja yang berlambaian lemah
Di perjalananku itu, pada pesan kuterima
Dan jangan katakan ada hati yang tertukar
Karena hatiku serasa tak berada di jiwaku ini

Itu bahasa lainnya dari dua hati yang disenyawakan-senafas
Dan lagi; pada pesanmu berlantun doa untuk jasadku
Sebuah penyerahan doa yang tak berbayar
Kutak berkata itu tulus sebab harapmu aku baik-baik saja

Ya... biarkan doa-doa kita bertarung di langit

------------------------
Makassar, 5 Februari 2017
@m_armand fiksianer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun