Pematang sawah pagi itu
Kutapaki alas-alas rerumputannya
Sepagi itu ayah memberai pupuk
Supayalah tanaman padi menyubur-hijau
Esok hari
Kutapaki pematang sawah lagi
Sepagi itu ayah, racun disemprotkan
Supayalah tanaman padi tiada diganggu gulma
Lalu aku yang sekecil dulu itu
Bertanyalah pada ayah
Apa itu pupuk?
Apa itu racun?
Lirik ayahku padaku, membahuiki-dipeluk lembut
Ayah berbahasa selaku petani dusun
Katanya, ayah semai pupuk-racun di bibirku
Tetapi tiada seperti tanaman dan gulma itu
Celotehnya berlanjut
Pada bibirku itu terkandung pupuk-racun
Pada perkataan baik-baik adalah pupuk
Itu yang menghidupkanmu
Pada perkataan-perkataan buruk adalah rupa racun
Itulah yang mematikanmu
--------------
Makassar, 2 Februari 2017
@m_armand fiksianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H