Kata di pintu takdirnya
Diperam tanya:
-Hendak dibuat apa aku ini?
-Puisikah-ungkapan atau kata mutiarakah?
Lalu....Kusuai tumpukan kata
Jerih pulungan pekerja puisi
Ditanak, sesaat lagi didih-meluap
Di bakul jiwa
Puisi seni melukis jiwa
Menunggui getar kata hati
Menyusur mata berambat
Menggambar wajah merunduk
Ada hening dipangku kata
Jua lelah air mata
Supaya kerumunan kata
Mengatur baris menjagai kalbumu
----------------
Makassar, 11 Agustus 2016
@m_armand fiksianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!