[caption caption="dokpri"][/caption]
Di dua bangku kayu yang sebentar lagi letih
Di tujuh pemeluk Islam duduk bicaraÂ
Tentang terangnya Tuhan-Rasul
Asyik nianlah obrolan pahala dan dosa
Di seling anggukan dan tundukan
Di himpit waktu yang tak terjaga
Sesampai azan magrib mendayu
Menambah-nambah nikmatnya cengkrama
Di magrib yang terdesak
Seorang darinya menyeru amat segannya
"Magrib tiba... baiknya kita menyembah dulu"
Timpal enteng lainnya: "Nantilah!"
Ucap nantilah itu teraminkan
Setiba magrib melambai
Tinggalkan ke tujuh pengobrol yang merugi
Tiada yang bersujud hingga magrib tamat
Kuadu tanya di longgarku
Bukankah aku yang serupa pengobrol itu?
Pandai mengadu agama
Tak pandai mengadu sembahyang
--------------
Makassar, 12 April 2016
@m_armand kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H