Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana di Terang dan Gulitamu

16 Desember 2015   18:14 Diperbarui: 16 Desember 2015   18:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena Den Baghoese dan Adhieyasa

Kusuka kedua Kompasianer ini, keduanya bervisi sama, ingin Kompasiana lebih cerah. Saat Mas AA 'dibalikin' atas komentar ekstrim-nya, saya kurang terima ia diperlakukan seperti itu. Toh apa yang disampaikan mas AA bersumber dari magma perasaan dan perseptualnya. Mengapa kita secara naluriah negatif, tiba-tiba ingin mementung Mas AA. Apa salah dia? Jikapun salah (seumpama) mengapa harus "main kayu?". Soal main kayu, hanya bisa dilakukan oleh Mas Jati Kumoro. Hahaha

Lalu, Den Baghoese pergi! Kompasianer yang mana lagi yang tak lirih atas kepergiannya? Selanjutnya, kita tak perlu asyik mencari akar-akar persoalan. Tugasku ataukah tugas kawan-kawan, bagaimana teknik komunikasi agar Den kembali lagi ke sini. Ini jelas soal psikologi komunikasi. Jangan biarkan Den dalam kesendiriannya.

Jelang mendarat di Makassar

Pukul 22.00 WIB, penulis diterbangkan Lion Air menuju Makassar. Waktu tempuh dua jam dua puluh menit Jakarta-Makassar. Cuaca kurang baik, tubuh pesawat agak goncang tapi tak mengapalah. Itu sudah biasa. Tetapi, penulis sedikit paham akan gerakan-gerakan pramugara dan pramugari. Mereka 'acting' di depan pelanggan. Mereka 'ngakak-ngakak', kutahu ini trik untuk menenangkan pelanggan. Tetapi, sesering mereka tertawa, saya malah gusar. Penulis pernah memperoleh bocoran dari seorang keluarga yang juga seorang pramugari, bahwa perangai awak kabin seperti itu bukanlah hal biasa. "Jarang kita lakukan jika jelajah terbang stabil", kenangku akan ucapannya.

Dan "Saat mendarat sudah dekat!". Hemmmm, pilot Lion Air kali ini, saya beri applause! Mendarat mulus. Lalu, kumengintip di jendela pesawat. Kumelihat deretan mobil berwarna merah, seketika kuingat suasana Kompasiana. Dan, bergumamlah saya: "Buatku, Kompasiana itu sudah completed. Sisa kurang satu saja. Apa itu? Ya, 'pemadam kebakaran!".

Makassar, 16 Desember 2015
@m_armand

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun