Pada area "Apa dan Bagaimana" inilah menjadi destinasi untuk merenung-renungkan diri sebagai pengguna media sosial, sebab kita tak hidup seorang diri, ada orang lain yang wajib ditelisik keberadaannya. Orang lain pun begitu, ada kita di antara mereka. Kita saling membutuhkan, saling ketergantungan dan berharap saling memanfaatkan untuk perkara-perkara yang bermanfaat. Lalu, apakah manfaatnya bila penulis tiap saat menuliskan status-status negatif (kalau tak mau disebut jahat-buruk-sampah) di media sosial. Selanjutnya, sekalangan orang mengurainya bahwa itu bukan status kriminal, ini hanya sebuah kritik cadas. Dan, 'bertasbihlah'penulis dan bertanya sangat lembut-pelannya apa iya kritik itu karus cadas, kejam, sadistik, kasar, ataukah violentif? Bukankah mengasari orang lain termasuk gerakan anti sosial?
Maka, opini pribadi ini, masih berjalan pada titik-titik temuan, belum bisa ditarik kesimpulan besar bahwa serupa itulah perilaku-perilaku pengguna media sosial yang anti sosial. Sebab, pemahamanku hakikat sosial adalah menolong yang terjatuh, mengasihi yang lemah dan saling memajukan dalam bingkai-bingkai kehidupan sosial, bukan saling 'membunuh' dan angkat senjata untuk saling melukakan! Karena manusia itu, sesungguhnya makhluk baik dan soft hingga manusia tak difasilitasi tanduk yang runcing bak hewan, juga tak diberikan jari-jari tangan yang tajam, gigi-gigi taring yang siap mencabik-cabik manusia lain, ataukah ekor yang siap menyambuk keras. Kenapa? Karena manusia tak butuh semua itu.  Manusia setia pada DNA-nya bahwa mereka itu lembut, berakal dan berjiwa.
Penyelaras akhir
Olehnya, mari bersama, kita merawat kemanusiaan kita, memagari diri dari tulisan-tulisan status kontra sosial, sebab menulis status di media sosial, bukanlah arena permusuhan dan sasana jago-jagoan -sebab semua manusia memiliki hak jago dan hebat- melainkan sebuah arena untuk saling mengasah naluri kemanusiaan kita. Itu esensinya! Betapa cemasnya penulis akan bakat-bakat permusuhan dan talenta-talenta penabur kebencian itu dijadikan sebagai keahlian dan 'profesi'. Celakalah Abu Lahab! Yang di sisinya, api kebencian sedang menyala-nyala! Membakar segala sisi kemanusian dan menghanguskan pranata-pranata sosial kita. Mengerikan sobat^^^
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H