Sukses penulis (menurutku) ketika ia senantiasa menjembakkan diri dalam segala peristiwa, ia berada di dalamnya hingga ia sangat familiar dengan jebakan itu. Alam sekitarlah, penjebak jitu bagi seorang penulis. Penulis yang produktif, ia menyatu dengan alam, larut dalam interaksi, dan ia lengket dengan lingkungan. Lingkungan inilah salah satu sumber energi terbesar dalam menemukan ide. Maknanya, Â penulis seperti itu, tiada mudah kehilangan ide karena hidangan ide begitu variatif, sisa ia mengatur menu pilihan, dan memilih artikel apa yang dia hendaki. Penulis dan ide itu sahabatan, saling 'mencari', cumalah kita tiada insyaf-sadar akannya.
Rahasia-rahasia seperti ini bisa disebut bukan rahasia, namun seorang penulis itu akrab dengan misterinya sendiri, orang lain tak tahu-menahu. Bahkan penulis yang bersangkutan pun kerap bertanya-tanya akan misteri tulisan, rahasia ide, dan fakta tersembunyi di balik sebuah tulisan. Begitulah idealnya seorang penulis, tak segan melebarkan kornea mata, menggandakan telinganya, melipatduakalikan fungsi indranya, tajam penciumannya, panjang jangkauan jemarinya untuk menggapai sebuah sentrum ide.
Dan, sesungguhnya, Kompasianer Makassar ini mengarak tulisan ini untuk sharing, bilamana bermanfaat, sungguh tertunai pahala untukku. Sebab berbagi 'ilmu' Â tiada akan memiskinkan seseorang. Kalimat inipun terilhami dari kehidupan Bruce Lee, jago Kung Fu Amerika keturunan Tiong Hoa-Jerman. Ia unik dari perguruan Kung Fu se jamannya. Bruce Lee keluar dari pakem, sebab ia punya marwah untuk membagi seni bela dirinya, saat perguruan Kung Fu lainnya yang ekslusif dan menutup diri^^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H