Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumber yang Dapat Dipercaya

8 Juni 2011   08:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Armand: "Sumber yang Dapat Dipercaya"

Rubrik unggulan Kompasiana adalah reportase. Lantas mengapa puluhan reportase tak direkomedasikan Kompasiana untuk dibaca banyak orang?.

Apakah sebuah reportase selalu menyajikan berita hangat dan sangat aktual yang sering disebut breaking news, highlight, ataukah hard news?. Wah, kalau yang seperti ini jawabnya maka Kompasianer aken memilih rubrik opini atau fiksi.Tak perlu capek-capek mencari berita di lapangan.

Lantas, apakah dengan memaparkan berita dengan menyusuri berita-berita aktual di mesin pencari google masih layak disebut reportase?. Buat saya pribadi, masih layak disebut reportase walau hanya mengandalkan data sekunder. Sisa melakukan analisis terhadap berita yang beredar di internet. Wow, pantaslah ada seorang teman yang "dianulir" laporannya karena analisis beritanya bukan lagi reportase tapi editorial.

Bukankah sebuah reportase dipersyaratkan dengan wawancara?. Jawabnya: ya iyalah. Tapi itu untuk reportase tentang manusia. Bagaimana dong kalau yang mau direportase adalah hewan aneh atau tumbuhan aneh?. Ya tanya dong sama hewannya atau tumbuhannya!. Hehehe. Yah gaklah, mesti tanya sama orang yang memahami persis tentang hewan aneh atau tumbuhan aneh tersebut.

Nah, sekarang bagaimana jika seorang juru reportase menuliskan seperti ini: "Menurut informasi bahwa merak itu selalu ada di tengah-tengah masyarakat sebagai pertanda akan ada gunung meletus", demikian kata sumber yang dapat dipercaya.

Apakah cara penyajian tanpa menyebutkan sumbernya adalah data valid?. Haruskah memaksakan menggunakan kalimat "sumber yang dapat dipercaya" agar orang percaya?. Buat saya seorang juru reportase dengan menggunakan kalimat seperti ini adalah reporter yang kehilangan arah pencarian sumber informasi alias fiktif.

Setahuku analisis berita memang bukan reportase tetapi uraian tentang berita. Tapi tak tahulah, saya bukan ahlinya. Yang saya tahu, itu adalah analisis data sekunder dan biasanya lebih tepat disebut dengan opini: (pendapat, pendirian, penegasan, penguatan, pikiran, ide dan sejenisnya).

* * *

Rasa-rasanya seorang tukang reportase saatnya tak lagi menggunakan kalimat: menurut sumber yang dapat dipercaya. Dan janganlah menjadi seorang tukang reportase jika hanya menggunakan kalimat yang meragukan itu. Sebab masyarakat membutuhkan berita yang valid bukan kabar burung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun