[caption id="attachment_368438" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi berinteraksi di media sosial. (Kompas.com)"][/caption]
KUMULAI artikel ini, di rubrik seksologi. Walau sesungguhnyalah ini, tulisan tersangkut-paut di zona kejiwaan. Hadir rasa bersalah bila tak memostingnya, untuk bersuluh akan maraknya perilaku seks di media sosial. Riak-riak perilaku seks ini, telah lama menghujani media sosial. Mereka main 'basah-basahan' di sana. Basah-basahan itu berlabel phone-sex, chatting, inbox, dan webcam.
* * *
Kenalilah
Kuncup makna PREDATOR itu dimekarkan sebagai arti yang teramat kasar, crime dan dehumanistik. Walau, sesungguhnya lagi, istilah bengis ini tak ditemukan dalam text book psikologi. Ini soal kepintaran manusia, menjelma-jelmakan istilah kontemporer dan kedengaran pas-akurat-utuh. Lantas, siapa yang menggaransi bahwa Anda dan saya terbebas dari penyakit kejiwaan itu. Inilah kegagalan para psikolog, memberikan margin defenisi kelewat lebar, luas dan abstrak.
Kemudian, adakah lelaki dewasa yang tak pernah mengintip lawan jenisnya? Entah sengaja atau tak terencana. Dan perilaku ini termasuk kelainan seksual. Buatku, itu tak termasuk kelainan jiwa, kecuali bila dijadikan profesi. Profesi mengintip atau diintip. Hahaha
* * *
Begitu plural istilah dalam kelainan seksual, hingga halaman ini tak cukup untuk mendeskripsikannya. Kita lupakan sejenak teori itu, kawan. Yang terpenting sekarang, mengenali ciri-ciri predator seksual di media sosial. Predator seksual yang bermain di medsos, orientasinya hanyalah satu: SEKS...! Penderita ini sangat mudah berfantasi seks, durasi fantasinya pun relatif lama. Ia pun sangat responsif akan seksual. Bila memandang lawan jenisnya, ia cepat tertarik. Kenapa? Sebab akumulasi fantasi seksnya, tersalur dalam tahap intermediate ini.
Tembus Pandang
Penderita ini, amatlah 'tembus pandang'. Lawan jenisnya, ia sukses 'telanjangi' di depan imajinya. Hingga penderita serupa ini, amatlah agresif dalam berkomunikasi. Dia main di 'to the point' dan teramat serius. Seolah di depannya adalah istrinya atau 'teman kencan'. Apakah ia akan serius untuk berhubungan intim? Oh tidak, kelainan seks ini, sesungguhnya dipredisposisi oleh kelainan jiwa. Ia akan bergerilya, dan jangan pernah berharap bahwa ia akan sadari perilakunya ini. Ia senantiasa MOVE ON, dinamis dan berpetualang. Ia benar-benar sexual adventurer sejati. Menghadapi penderita semacam ini, hanya bisa dijinakkan dengan penyembuhan humanity therapy. Jangan mengolok-oloknya karena gak mempan.
Ia tak mudah menemui Anda secara langsung, itu ciri utamanya penderita ini. Lalu, bagaimana bila ia benar-benar menjumpai Anda? Hemmm, probabilitasnya kecil sekali. Penderita ini, hanya pengen media, pengen obyek. Dia manfaatkan 'korban' untuk kemudian ber-ONANI. Uniknya, penderita ini sok akrab, mengumunkan diri sebagai lelaki pujaan. Bila Anda merasa direndahkan dengan gaya komunikasinya, Anda keliru. Sebab, ia abnormal. Apakah penyebabnya? Bisa jadi faktor genetik, pun bisa determinator masa lalu yang kelam. Faktor lain adalah kompensasi dan displacement. Problem hidup terasa ringan, bila ia salurkan via socmed sex.