Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Istanti, Kompasianer Korban Pembunuhan

13 Desember 2014   05:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:24 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14183948161918074205

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Tragis, Kompasianer ini dibunuh. Kabar duka ini, bermula dari status dua kompasianer, Agung Sony dan Tubagus Encep. Puluhan Kompasianer mengecam aksi brutal Zaenal, pelaku pembunuhan sadis itu. Kompasianer itu sedang mengandung janin, usia 8 bulan. Sumber (detik.com) menyebutkan bahwa korban ditemukan di kamar kosnya (sabtu, 6 Desember 2014) di Jalan Teuku Umar, Pasir Sari, Pekalongan Barat.

Dari penelusuran berita yang penulis lakukan, korban dihabisi oleh Zaenal dengan motif butuh uang. Tautan gambar Gapey Sandy disebutkan bahwa pelaku telah ditangkap polisi di Lebak Bulus, Jakarta. Tulis detik.com lagi bahwa pelaku adalah teman satu kos korban. Kepiluan itu terasa sekali karena almarhumah seorang Kompasianer. Berita ini telah dibaca Deasy Maria tadi pagi, demikian komentar Deasy Maria di status facebook Tubagus Encep.

Korban yang juga seorang Guru di SD Kraton, Pekalongan ini, jari manisnya terluka. Masih dari detik.com bahwa usai pelaku menghabisi korban, pelaku menggasak motor korban dan barang berharga lainnya. Peristiwa ini menambah daftar kebengisan manusia kepada manusia lainnya. Kawan-kawan Kompasianer mengecam aksi pembunuhan ini, hingga Teguh Suprayogi geram: "Hanya hukum mati yang setimpal dengan perbuatan pelakunya, bukan 20 tahun atau seumur hidup!"

Para Kompasianer menyayangkan atas peristiwa super tragis ini (dua nyawa lenyap sekaligus secara tak wajar). Puluhan ucapan belasungkawa telah tertulis di status Tubagus Encep, barangkali Admin Kompasiana, sebaiknya mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya seorang warganya, di blog ini.

Selamat jalan Istanti. Jejak artikelmu di Kompasiana, semoga menjadi amal bagimu. Do'a kami mengiringimu, di alam sana. Surgalah bagimu.

Kompasianer - Istanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun