Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kompolnas Jerumuskan Presiden Joko Widodo

20 Januari 2015   23:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14217423131897854036

Kompolnas jerumuskan Presiden Joko Widodo. Inilah perkataan Komjen (Purn) Oegreseno yang ter-ekstrim semalam, di Kompasiana TV. Pernyataan jenderal tegas ini diucapkan sehubungan dengan penunjukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang bermasalah itu. Kalimat keras ini, kusambut (depan TV) baik dan saya juga membuat kata tambahan: "Kompolnas menjerumuskan dua tokoh sekaligus yakni Joko Widodo dan Budi Gunawan".

[caption id="attachment_392058" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: Kompas TV/Kompasiana TV/Tribunnews"][/caption]

Makin Zigzag

Hulu politik -saat ini- sudah jelas, yang belum terbaca dengan baik-cermat adalah muara dari semua ini -yang katanya semua hanyalah permainan politik- di tanah air. Saya tak punya pengetahuan tentang politik tetapi saya punya firasat politik bahwa yang kita ulas secara keroyokan akhir-akhir ini hanyalah ari-arinya saja, hanya yang nampak di permukaan. Kitapun pahami bahwa ada masalah di balik kisruh POLRI tapi apa masalahnya? Apa iya kita latah mengiyakan bahwa Pak  Sutarman diberhentikan dengan hormat hanya karena hembusan ketaksukaan kepada Sutarman di internal POLRI? Bila itu benar, siapa-siapa saja yang berada di balik hembusan dan kabar-kabari itu?

Ditelaah lebih detail dan menyeluruh, permainan ini semakin susah dimengerti, semakin sulit dipahami dan semakin alot dianalisa. Tiada sadar juga bahwa kita sebagai penulis/Kompasianer pun dipermainkan dengan suhu politik yang tak menentu ini. Mengapa pula Kompolnas berani bermain dadu dengan merekomendasikan Budi Gunawan ke Pak Presiden sebagai kandidat KOSONG SATU POLRI? Merunut pada pernyataan Oegroseno semalam, beliau sangat meyakini jika Kompolnas telah menjadi destroyer atas segala efek domino dari pencalonan Budi Gunawan. Hingga teater Kompolnas ini meminta korban, tak main-main, Sutarman-lah korban nyata atas ambigu politik ini.

Kita pakai rasio yang simpel saja, tak rasional bila Kompolnas tidak paham akan bermasalahnya Budi Gunawan yang kasusnya sudah disentuh KPK bulan Juli 2014, silam. Terlebih saat 'audisi dan seleksi' Menteri Kabinet Kerja, Budi Gunawan tak lolos.

Hening

Usai Kepres Joko Widodo tentang penunjukan Plt Kapolri, Badrodin Haiti. Suasana politik berangsur hening (baca: bukan tenang apalagi aman) dan soal tersangkanya Budi Gunawan oleh KPK, rasanya hanya keajaiban yang bisa loloskan Budi Gunawan dari tahanan KPK. Tak sedikit orang yang tak tertarik lagi dengan persoalan Budi Gunawan, saya malah anggap beliau sudah Game Over. Budi Gunawan akan ikut pada pendahulunya layaknya Anas Urbaningrum yang terkenal piawai berkelik itu, toh akhirnya berbaju KPK. Dengan 'berakhirnya' tema-tema Budi Gunawan, otomatis dilemma antara Presiden Joko Widodo dengan mantan presiden Megawati Soekarno Putri, pun telah teratasi dan terjinakkan.

Esensi pengkajian detik-detik ini adalah siapa calon alternatif Kapolri sebab menurut Oegroseno, seseorang yang di-PLT-kan paling lama dua minggu. Ini yang patut kita urai, dan apakah usai pelantikan kapolri baru, maka pemerintahan Joko Widodo pun terhindar dari turbulensi? Kita tunggu babak selanjutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun